Rabu 14 Sep 2016 15:37 WIB

Bantuan Kemanusiaan ke Aleppo Masih Tertahan

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Konvoi bantuan Bulan Sabit Merah di Daraya, Suriah.
Foto: telegraph
Konvoi bantuan Bulan Sabit Merah di Daraya, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Setelah gencatan senjata di Suriah disepakati, upaya pengiriman bantuan kemanusiaan bagi daerah terkepung di sejumlah wilayah Suriah mulai terlihat.

Seperti dilansir BBC, konvoi bantuan kemanusiaan pindah ke perbatasan Turki, Kota Cilvegozu, sambil menunggu persetujuan dari pemerintah Suriah untuk memasuki negara itu dan memberikan bantuan ke Aleppo timur.

Serangan udara telah meluluhlantakkan Aleppo selama berbulan-bulan. Menurut laporan PBB, antara 250 ribu hingga 275 ribu orang di Aleppo timur telah terputus dari bantuan sejak awal Juli.

Menurut media Suriah, Kementerian Luar Negeri Suriah akan memperbolehkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Aleppo jika sudah dikoordinasikan dengan pemerintah serta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Sementara utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengatakan, bantuan kemanusiaan belum dikirim karena Suriah belum menyampaikan surat persetujuan kepada PBB.

Juru bicara Komite Internasional Palang Merah Krista Armstrong pun menyatakan persediaan di gudang telah siap untuk dikirim ke Aleppo timur dan daerah terkepung lainnya apabila wilayah tersebut sudah diamankan.

Beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata berlaku pada Senin petang (13/9), pasukan Suriah dan kelompok oposisi melaporkan sejumlah serangan sporadis di beberapa daerah. Tapi laporan kekerasan besar sudah nihil sejak Selasa (14/9).

Sebuah kelompok pengamat melaporkan lima pelanggaran terjadi di sekitar Aleppo saat awal berlakunya gencatan senjata. Sementara kantor berita pemerintah SANA, mengatakan pemberontak bertanggung jawab untuk sejumlah pelanggaran di Aleppo dan Homs. Namun, kini keadaan di wilayah Aleppo bisa dibilang sunyi tak terdengar letusan senjata.

Sumber dari PBB juga menyatakan telah terjadi penurunan yang signifikan dalam kekerasan, melihat nihilnya laporan serangan udara. Gencatan senjata ini diharapkan dapat membuka jalan bagi pengiriman bantuan kepada ratusan ribu warga Suriah yang membutuhkan makanan, obat-obatan dan kebutuhan dasar lainnya.

Perang saudara Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan memaksa lebih dari 5 juta warga untuk meninggalkan negara itu. Pemerhati Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris memperkirakan hampir 430.000 orang tewas dalam konflik.

Baca juga, Aleppo Memerah Darah Selamatkan Rakyat Suriah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement