Kamis 15 Sep 2016 08:51 WIB

India Gelar Perundingan Nuklir dengan Cina

Pada 2013 India berhasil meluncurkan dua rudal nuklir yang bisa mencapai Cina dan Eropa.
Foto: reuters
Pada 2013 India berhasil meluncurkan dua rudal nuklir yang bisa mencapai Cina dan Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India pada Selasa mengaku telah menggelar perundingan subtantif dengan Cina untuk menjadi anggota penuh Kelompok Penyedia Nuklir (Nuclear Suppliers Group/NSG), organisasi negara-negara yang menjual-belikan teknologi atom untuk kepentingan sipil.

Perdana Menteri India Narendra Modi tengah berupaya bergabung dengan NSG untuk membiayai proyek pembangunan pembangkit tenaga nuklir senilai milyaran dolar Amerika Serikat dengan bantuan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Prancis.

India beralasan mereka harus berhenti terlalu bergantung pada sumber energi fosil yang tidak ramah lingkungan.

Namun upaya untuk mendapatkan pengakuan di organisasi beranggotakan 48 negara itu selalu gagal karena penolakan dari Beijing. Semua anggota dalam kelompok itu mempunyai hak veto karena menganut asas konsensus.

NSG didirikan pada 1974 sebagai respons atas uji coba senjata nuklir pertama dari India. Kementerian Luar Negeri India, dalam pernyataan tertulis, mengatakan kepala negosiator nuklir Amandeep Singh Gill telah menyambut kehadiran delegasi China yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Cian, Wang Qun.

Perundingan itu membahas sejumlah persoalan bersama yang terkait dengan pelucutan senjata dan non-proliferasi, serta fokus pada upaya India untuk bergabung dengan NSG. "Perundingan itu berjalan dengan suasana bersahabat, pragmatis, dan subtantif," kata Kementerian Luar Negeri India, dikutip Antara News.

Kementerian Luar Negeri Cina, dalam pernyataan terpisah, menanggapi upaya penggabungan diri negara yang bukan anggota Perjanjian Non-Proliferasi merupakan "persoalan baru" bagi NSG. Cina mengaku terbuka untuk berdialog mengenai hal tersebut, namun belum memutuskan sikap terkait keanggotaan neara yang tidak menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi.

Perjanjian tersebut hanya mengakui lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat, Cina, Rusia, Inggris, dan Prancis sebagai satu-satunya pemegang hak untuk mengembangkan senjata nuklir. Negara-negara lain tidak boleh melakukan hal yang sama.

India sendiri menegaskan tidak akan menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi. Mereka mengatakan catatan sejarah India seharusnya cukup untuk memperoleh hak keanggotaan penuh dalam NSG. Sejak 2008, India diperblehkan untuk terlibat dalam perdagangan nuklir dengan anggota NSG, namun tidak punya hak suara dalam pengambilan keputusan organisasi tersebut.

Salah satu pendukung India untuk masuk ke NSG adalah Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement