REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rusia menuduh Amerika Serikat menutupi pelanggaran kelompok pemberontak di Suriah terhadap perjanjian gencatan senjata yang baru berumur tiga hari.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukan rezim Suriah telah ditarik dari jalan Castello, akses utama ke Aleppo. Namun kelompok oposisi justru tidak.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga mengeluhkan penembakan yang dilakukan pemberontak. "Hanya tentara Suriah yang mematuhi gencatan senjata, sedangkan kelompok oposisi yang dipimpin AS meningkatkan jumlah penembakan di wilayah pemukiman," demikian pernyataan Kemenlu yang dilansir dari the Guardian.
Perselisihan kembali muncul setelah permasalahan surat izin untuk bantuan kemanusiaan bagi Aleppo Timur. Utusan khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura, mengatakan pemerintah Suriah tidak menyediakan surat izin bagi bantuan kemanusiaan yang akan masuk ke wilayah Aleppo Timur.
Dengan tidak adanya surat itu, 40 truk berisi bantuan kemanusiaan dihentikan di perbatasan Turki-Suriah. De Mistura mengatakan hal itu merupakan pelanggaran yang jelas dari perjanjian gencatan senjata.
Baca juga, PBB: Kelaparan di Suriah Adalah Kejahatan Perang.
Pasalnya, surat izin telah disepakati sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata. Ia juga mengatakan pengiriman bantuan diganggu oleh ‘rintangan’ dari pejuang oposisi.