REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN -- Sekitar 23 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah masjid yang terletak di barat laut Pakistan. Serangan tersebut ditujukan untuk jamaah yang sedang melaksanakan shalat Jumat di desa terpencil Mohmand Agency, sebelah utara Peshawar.
Mengutip BBC, Sabtu (17/9) lebih dari 40 orang terluka. Para korban kebanyakan berasal dari kalangan anak-anak.
Sejumlah laporan mengatakan faksi Taliban Pakistan, Jamaat-ul-Ahrar (Partai Pejuang Kebebasan) melakukan serangan yang menargetkan para orang tua dari pemerintahan antimiliter Taliban. Wilayah kesukuan Pakistan telah mengalami serangan terbaru dari kedua kalangan Taliban Pakistan dan disebut sebagai Negara Islam.
Militer Pakistan mulai beroperasi di sana pada 2014 untuk mengurangi kekuatan Taliban. Namun yang terjadi adalah kekerasan yang terus-menerus.
Sekitar 200 orang telah berkumpul untuk melaksanakan Shalat Jumat di masjid desa di wilayah Ambar ketika ledakan terjadi. “Shalat Jumat sedang berlangsung di masjid ketika seorang pelaku bom bunuh meledakkan dirinya di ruang utama,” ujar seorang pejabat senior administrasi suku pada AFP.
Beberapa laporan juga mengatakan penyerang terdenagr berteriak "Allahu Akbar”. Sementara itu Perdana Menteri Nawaz Sharif mengutuk serangan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantornya. “Serangan teroris yang pengecut tidak dapat menghancurkan tekad pemerintah untuk menghilangkan terorisme dari negara itu,” kata Sharif.
Jamaat-ul-Ahrar memisahkan diri dari Taliban Pakistan dua tahun lalu. Peristiwa ini diklaim sebagai sejumlah serangan besar, termasuk pemboman bunuh diri yang menewaskan lebih dari 70 orang termasuk anak-anak di sebuah taman selama perayaan Paskah tahun ini.
Pada Agustus lalu, kelompok tersebut mengatakan pihaknya telah melakukan pemboman bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 70 orang di sebuah rumah sakit di Kota Quetta.