Ahad 18 Sep 2016 05:30 WIB

Sejarah Hari Ini: Sekjen PBB Hammarskjold Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Dag Hammarskjold yang memimpin pada 1953-1961. Dia tewas dalam kecelakaan pesawat.
Foto: abc news
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Dag Hammarskjold yang memimpin pada 1953-1961. Dia tewas dalam kecelakaan pesawat.

REPUBLIKA.CO.ID, Tubuh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Dag Hammarskjold berhasil diidentifikasi di tengah puing-puing pesawat. Pesawat yang ditumpanginya jatuh di Rhodesia, Ndola, Zambia pada 18 Septembr 1961.

Pria asal Swedia tersebut sedang berada di Ndola untuk pertemuan yang membahas perdamaian dengan Gubernur Katanga, Moise Tshombe. Saat itu di wilayah tersebut telah terjadi bentrokan antara pasukan penjaga perdamaian PBB dan pasukan pejuang kemerdekaan Katanga, Kongo.

Dalam kecelakaan pesawat tersebut hanya ada satu orang yang selamat, yaitu Sersan Harold Julian, anggota Pasukan Keamanan PBB yang mendapatkan luka serius. Sedangkan 12 penumpang lainnya dinyatakan tewas di tempat.

Julian mengatakan, Hammarskjold memerintahkan pesawat mengubah arah menuju tempat tujuan baru. Tak lama kemudian, terjadi ledakan di pesawat yang disusul dengan beberapa ledakan kecil.

Pesawat dijadwalkan mendarat di Ndola pada malam hari. Saat meminta izin untuk mendarat pada menara kontrol lalu lintas udara, pesawat mengubah arah di menit terakhir dan berbelok ke utara.

Dilansir dari History, pesawat DC6 yang ditumpangi Hammarskjold terjatuh menghantam pepohonan dan hancur. Puing-puingnya baru bisa ditemukan pada siang hari.

Sejumlah pemimpin dunia memberikan ucapan belasungkawa, salah satunya Presiden AS John F Kennedy. Menurutnya, Hammarskjold meninggal dengan membawa misi perdamaian.

Sedangkan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan mengatakan dunia kehilangan sosok yang berani dan penuh pengabdian. Di bawah kepemimpinan Hammarskjold, PBB berkomitmen menghentikan konflik bersenjata di Kongo.

Selanjutnya: Insiden Keracunan Radiasi Massal di Brasil

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement