REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump dan Partai Demokrat Hillary Clinton dijadwalkan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi. Kedua kandidat pemimpin negara adidaya itu mengadakan pertemuan dalam Majelis Umum PBB.
Baik Clinton maupun Trump akan melakukan pembicaraan dengan Sisi. Mesir menghadapi perpecahan yang melanda negara itu setelah digulingkannya presiden Hosni Mubarak pada 2011 lalu.
Saat itu, Clinton yang menjabat sebagai menteri luar negeri AS melakukan pendekatan konservatif. Hal ini dibandingkan dengan Gedung Putih harus memaksa Mubarak untuk mundur.
Dalam kunjungan Clinton dan Trump saat ini, kedua kandidat disebut bersaing mendapatkan kepercayaan dalam hal mengambil langkah kebijakan luar negeri. Khususnya bagi Trump, yang selama ini dikenal sebagai sosok kontroversial dan dikhawatirkan tidak dapat melakukannya dengan tepat.
Sebelumnya, miliarder itu kerap menyerukan langkah-langkah seperti mengusir seluruh imigran dari AS yang dinilai menimbulkan ancaman keamanan. Selain itu, ia mengatakan seluruh umat Muslim tidak boleh datang dan tinggal di Negeri Paman Sam karena alasan yang sama.