REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri dari tiga negara, Amerika Serikat (AS), Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan pertemuan di New York, Ahad (18/9). Ketiga negara masing-masing membahas langkah lanjutan untuk menindak Korea Utara (Korut) yang kembali melakukan uji coba nuklir terbaru beberapa waktu lalu.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry bersama dengan Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung Se mencoba memperkuat kerja sama agar tekanan internasional terhadap Korut menjadi lebih kuat. Selama ini, negara terisolasi itu telah mengabaikan resolusi PBB dengan terus menguji senjata nuklir dan rudal balistik, khususnya sejak awal tahun ini.
Dalam pernyataan bersama, para menteri mengatakan terus membahas sanksi lebih lanjut yang ditetapkan untuk Korut oleh Dewan Keamanan PBB. Diantaranya adalah membuat sumber pendapatan dari negara yang dipimpin oleh Kim Jong itu berkurang.
"Sanksi lanjutan dimaksudkan untuk membatasi Korut mendapat sumber pendapatan untuk pengembangan program nuklir di negaranya, serta kegiatan berbahaya lainnya," ujar pernyataan bersama tiga menteri, Ahad (18/9).
Baik AS, Jepang, dan Korsel menegaskan negara mereka tetap terbuka mengdakan pembicaraan dengan Korut. Semua langkah akan diusahakan agar denuklirisasi dapat berjalan sesuai rencana.
"Ketiga negara tetap terbuka untuk mengadakan pembicaraan yang kredibel dan otentik dengan tujuan denuklirasasi penuh Korut," jelas pernyataan tersebut.
Sebelumnya, AS telah menyatakan diri bersedia negosiasi dengan Korut jika negara itu berkomitmen untuk denuklirisasi. Pihaknya juga menekan Cina, sebagai mitra Korut untuk memberi pengaruh.
Meski Cina menyatakan kemarahan atas uji coba nuklir yang dilakukan Korut, namun pihaknya belum mendukung diberikannya sanksi lebih keras. Negeri Tirai Bambu itu berpendapat sanksi bukan jawaban akhir dan menyerukan perundingan dilakukan.