Senin 19 Sep 2016 17:27 WIB

Rusia: Serangan Terhadap Pasukan Suriah Ancam Gencatan Senjata

  Kendaraan lapis baja milik pasukan pendukung Presiden Bashar yang hancur di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3).  (Reuters/Thaer Al Khalidiya)
Kendaraan lapis baja milik pasukan pendukung Presiden Bashar yang hancur di kota Homs, Suriah, Ahad (9/3). (Reuters/Thaer Al Khalidiya)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia meningkatkan perang kata dengan AS dengan menyatakan serangan udara terhadap pasukan pemerintah Suriah oleh pesawat tempur sekutu pimpinan Amerika Serikat mengancam kesepakatan gencatan senjata.

Sengketa diplomatik itu terus meningkat pada hari terakhir gencatan senjata setelah sejumlah pesawat tempur membombardir kota Aleppo untuk pertama kali sejak tujuh hari lalu. Pada Sabtu, Kementerian Pertahanan Rusia menuding pesawat tempur Amerika Serikat menewaskan lebih dari 60 tentara Suriah di kota Deir al-Zor.

Sumber pemerintahan Amerika Serikat memastikan tudingan Rusia tersebut. Dua sumber lain juga memastikan satu tank berada di antara yang terkena serangan udara itu.

Pernyataan sumber Reuters itu menimbulkan pertanyaan: informasi intelijen apa yang digunakan oleh pasukan koalisi internasional sehingga mereka menyimpulkan kelompok bersenjata ISIS mempunyai peralatan militer canggih. ISIS dan sejumlah "kelompok teroris" masuk dalam pengecualian kesepakatan gencatan senjata. Serangan terhadap mereka masih diperbolehkan dalam kesepakatan yang diiniasai oleh Amerika Serikat bersama Rusia.

"Tindakan pilot sekutu --jika mereka, sebagaimana kami harapkan, tidak mendapat perintah dari AS-- berada dalam batas antara kejahatan dan kerja sama diam-diam dengan kelompok teroris ISIS," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataan tertulis.

"Kami mendesak Washington menekan kelompok-kelompok bersenjata ilegal yang mereka dukung untuk mengimplementasikan gencatan senjata tanpa syarat. Jika tidak, maka kesepakatan antara Rusia dengan Amerika Serikat di Jenewa pada 9 September lalu mungkin akan terancam," kata mereka.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Sabtu mengakui insiden itu sebagai hal yang menyedihkan dan menyesalkannya. Rusia, yang mendukung rezim Presiden Bashar al Assad, telah berulangkali meminta AS untuk menekan kelompok oposisi agar memisahkan dirinya dengan ISIS dan "kelompok teroris lain".

Iran juga mengecam aksi militer Amerika Serikat. "Tindakan itu mengindikasikan Amerika Serikat mendukung kelompok teroris di Suriah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement