REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Masyarakat Amerika Serikat belum nyaman dengan kehadiran perempuan kuat dan itu sebabnya negara tersebut belum pernah memilih perempuan menjadi presiden, kata Presiden Barack Obama pada Ahad (18/9).
Obama yang mendukung sesama kader Partai Demokrat Hillary Clinton untuk menggantikannya di Gedung Putih, menyatakan kepada sekelompok donatur politik di New York, mantan menteri luar negeri tersebut seharusnya bisa dengan mudah mengalahkan pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump.
Namun, perpecahan mendalam politik di Amerika Serikat akan membuat persaingan di antara keduanya menjadi ketat. Presiden pertama Amerika Serikat berkulit hitam itu kemudian menceritakan pendapatnya mengapa perempuan tidak pernah terpilih menjadi orang pertama di negara yang sering mengaku paling demokratis tersebut.
"Ada alasan mengapa kita tidak pernah mempunyai perempuan presiden. Kami sebagai masyarakat masih meraba-raba apa artinya mempunyai perempuan kuat. Hal tersebut masih mengganggu kami dalam banyak hal. Kecenderungan itu kemudian tampak dalam banyak cara," kata dia.
Obama sering menceritakan peran kuat perempuan dalam hidupnya, termasuk ibu, nenek, istri, dan anak-anak perempuan sang presiden yang akan lengser Januari tahun depan itu. Dalam beberapa jajak pendapat, keunggulan Clinton, mantan ibu negara dan senator Amerika Serikat, terus menipis melawan Trump.
"Ini seharusnya adalah pemilihan umum yang bisa dimenangi dengan mudah. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Alasannya kenapa persaingan ini akan berlangsung dengan ketat, adalah bukan karena kelemahan Hillary. Tapi karena, secara struktural kami telah menjadi masyarakat yang sangat terpecah," kata Obama.
Obama memang terkenal tidak pernah menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap Trump. Kepada para donor, Obama menyatakan karakter Trump sangat berbeda dibandingkan calon presiden dari Partai Republik yang pernah dia hadapi pada pemilihan umum 2008 dan 2012.
"Saat saya melawan John McCain, kami juga mempunyai banyak perbedaan. Tapi saya tidak pernah menyatakan dia tidak layak menjadi presiden Amerika Serikat," kata Obama mengenai lawannya pada pemilu 2007.
"Saya juga tidak bisa mengatakan hal sama kepada Mitt Romney pada 2012. Tapi, Trump jelas tidak layak menjadi presiden," kata dia.