Selasa 20 Sep 2016 18:13 WIB

JK Minta Masyarakat Dunia Bersatu Atasi Tragedi Migran

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Jusuf Kalla
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan masyarakat internasional harus berkerja sama lebih erat guna mengatasi berbagai tragedi kemanusiaan yang dialami para migran. Apalagi komunitas internasional belum berhasil mengatasi masalah tingginya pergerakan pengungsi dan pencari suaka termasuk yang tenggelam di laut lepas.

"Kerja sama internasional berdasarkan prinsip burden-sharing dan shared-responsibility merupakan salah satu kunci penyelesaian isu migrasi mengingat tidak ada satu pun negara yang dapat menanggung sendiri penyelesaian tersebut. Burden-sharing dan shared-responsibility bukan berarti tanggung jawabnya dibagi rata, namun semua pihak harus dapat berkontribusi," kata JK dalam sidang tahunan Majelis Umum PBB di New York, Senin (19/9).

Indonesia walaupun bukan negara pada konvensi tentang status pengungsi 1951 namun Indonesia dengan tangan terbuka dan secara konsisten telah memberikan bantuan kemanusian bagi para pengungsi. "Saat ini ada hampir 14 ribu pengungsi dari berbagai negara ada di Indonesia yang diberikan bantuan penampungan sementara dan bantuan kemanusiaan," katanya.

Indonesia memberikan bantuan kepada lebih dari 250 ribu pengungsi dari negara tetangga antara 1975-1996 pada saat adanya perang saudara di negara tersebut. Indonesia mendedikasikan pulau Galang bagi para pengungsi dan pencari suaka untuk diproses yang semuanya memakan waktu sampai 20 tahun.

Menurut JK, tantangan dalam menghadapi pengungsi dan pencari suaka saat ini lebih kompleks di banding dengan pengalaman Indonesia pada tahun 1975. Dalam menghadapi fenomena multidimensional irregular migration saat ini membutuhkan pendekatan menyeluruh.

Dibutuhkan pendekatan pencegahan dan penyelesaian akar masalah dalam mengatasi masalah migran saat ini. Oleh karena itu perlu disampaikan inisiatif dan kepemimpinan Indonesia dalam penanganan isu irregular migration di kawasan melalui Bali Process yang telah menjadi model kerja sama utama di kawasan bagi pembahasan isu-isu pengungsi dan migrasi.

"Bali proses mengedepankan penyelesaian masalah irregular migration dengan burden-sharing dan shared-responsibility dan pendekatan pencegahan dan penyelesaian akar masalah," kata JK.

Indonesia berharap pertemuan ini dapat mencegah lebih banyak migran kehilangan nyawa, aman bagi mereka yang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Selain itu mengakhiri penderitaan jutaan migran di tempat penampungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement