REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Prancis Francois Hollande menyalahkan pemerintah Suriah atas kegagalan gencatan senjata yang diprakarsai Amerika Serikat dan Rusia.
Hollande mendesak para pendukung internasional Presiden Bashar al-Assad membantu mewujudkan perdamaian di Suriah. Rusia dan Iran adalah negara-negara utama pendukung Assad dan pemerintahannya.
"Saya katakan kepada para pendukung pemerintahan Suriah dari luar negeri mereka harus memaksa pemerintah melaksanakan perdamaian. Jika tidak, mereka akan memikul tanggung jawab karena memecah belah negara itu (Suriah) dan membiarkan kekacauan terjadi," kata Hollande saat menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa di New York, Selasa (20/9).
Presiden Prancis itu juga menekankan para pelaku penggunaan senjata kimia di Suriah jangan sampai dibiarkan bebas tanpa hukuman. Ia mengatakan kepada para pemimpin dunia konflik Suriah harus dilihat sebagai aib bagi masyarakat internasional jika masyarakat global gagal segera mengakhiri pertempuran.
PBB pada Selasa menangguhkan semua pengiriman bantuan ke Suriah setelah iring-iringan kendaraan yang membawa pasokan kemanusiaan diserang di Aleppo.
Hollande menyebut Aleppo sebagai "kota syahid, tempat ribuan anak terbunuh dalam serangan-serangan bom, seluruh penduduknya mengalami kelaparan, iring-iringan pembawa bantuan kemanusiaan diserang, senjata kimia digunakan".
"Saya tak bisa lagi berkata-kata. Cukup, sudah," kata Hollande.