Rabu 21 Sep 2016 18:44 WIB

Mahasiswa Thailand Berpakaian Hitler, Kampus Minta Maaf ke Israel

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Sebuah universitas ternama di Thailand meminta maaf setelah para mahasiswa baru mengenakan pakaian ala Adolf Hitler.
Foto: Asian Correspondent/@Parit Chiwarak
Sebuah universitas ternama di Thailand meminta maaf setelah para mahasiswa baru mengenakan pakaian ala Adolf Hitler.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebuah universitas ternama di Thailand meminta maaf setelah para mahasiswa baru mengenakan pakaian ala Adolf Hitler. Para mahasiswa baru mengenakan pakaian Nazi era Perang Dunia II dan kostum kontra-revolusioner Cina, Garda Merah.

Tak hanya itu, para mahasiswa itu juga berfoto-foto sambil bergaya bak pasukan Hitler. Foto mereka yang mengacungkan tangan khas Nazi menyebar viral di media sosial baru-baru ini.

Pada Senin, Rektor Universitas Silpakorn, Chaicharn Thavaravej melayangkan permintaan maaf secara resmi pada Kedutaan Besar Israel. Ia menjelaskan insiden tersebut terjadi di Fakultas Seni Dekoratif dan merupakan upacara penerimaan mahasiswa baru.

Dalam sebuah foto tampak seorang mahasiswa berdandan seperti Adolf Hitler ditemani oleh pasangannya, Eva Brown.

"Universitas Silpakorn menyesali tindakan memalukan dan tidak bertanggung jawab yang dilakukan sekelompok mahasiswa ini," kata Thavaravej, dikutip Asian Correspondent, Rabu (21/9).

Ia berjanji meninjau ulang insiden dan mendisiplinkan pelaku-pelaku yang terlibat. Perwakilan dari universitas, termasuk wakil rektor dan dekan fakultas juga bertemu dengan pejabat Kedutaan Besar Israel.

Universitas berjanji mendidik mahasiswanya dengan lebih baik soal sejarah. Duta Besar Israel, Simon Roded juga mengatakan ia ingin membuat acara yang mengajari siswa kepedulian terhadap Holocaust. Kedutaan bersedia bekerja sama untuk menggelar pameran semacam ini.

Insiden ini menyebar setelah aktivis mahasiswa Parit Chiwarak mengunggah foto-foto itu di Facebook. Parit mengatakan para senior menekan mahasiswa baru dalam ritual 'kediktatoran' sebelum akhirnya diterima.

"Jika mereka hanya berpakaian seperti itu untuk senang-senang, maka mereka dungu," kata Parit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement