REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar (Menlu) Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan ada bukti kuat yang menunjukkan pesawat tempur Rusia melakukan serangan udara terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB di Aleppo. Serangan tersebut menewaskan 20 orang dan menghentikan kiriman bantuan PBB sementara.
Para pejabat pertahanan AS juga mengatakan ada bukti Rusia melakukan serangan terhadap konvoi PBB. Namun, Johnson menjadi orang pertama yang menyatakannya secara terbuka.
"Dalam melihat apa yang terjadi pada konvoi, hanya ada dua kekuatan yang mungkin melakukannya di daerah itu, yaitu Rusia dan Suriah," kata dia, di sela pertemuan PBB di New York, dilansir dari The Guardian, Rabu (21/9).
Baca: PBB Siap Lanjutkan Bantuan Kemanusiaan ke Suriah
Ia menambahkan, ia meragukan Angkatan Udara Suriah bisa terbang di malam hari. Dengan demikian bukti yang kuat mengarah pada Rusia.
Menlu Rusia Sergev Lavrov mengatakan Rusia memang melakukan pengawasan udara di Aleppo. Menurutnya, Rusia akan mempersilakan penyelidikan terkait serangan tersebut selama penyelidikan itu dilakukan dengan berimbang.
"Rusia telah memberikan semua informasi yang dimiliki terkait serangan terhadap konvoi, termasuk video real-time," kata Lavrov.
Lavrov kemudian mengeluarkan tuduhan jika yang melakukan adalah pesawat tak berawak AS yang terbang di atas konvoi.