REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan Amerika Serikat melindungi konvoi bantuan di Suriah, Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel mengatakan setelah bertemu dengan Putin di Moskow.
Sebuah serangan udara mengenai sejumlah truk bantuan dekat kota Aleppo pada Senin (19/9), meruntuhkan gencatan senjata yang ada. Amerika Serikat menduga insiden itu dilakukan pesawat Rusia namun Moskow menyangkal segala keterlibatan.
Gabriel, yang berbicara dengan Putin secara tertutup sekitar satu jam pada Rabu, mengatakan pemimpin Rusia itu menyangkal segala keterlibatan Rusia dalam serangan terhadap konvoi bantuan. Putin mengisyaratkan dia sangat berkeinginan agar gencatan senjata diberlakukan kembali.
"Putin berharap tidak hanya Rusia yang bersiap untuk memantau konvoi itu dengan pasukannya sendiri. Itu merupakan satu dari konflik besar, pihak Amerika belum bersiap melakukannya, setidaknya belum saat ini," ujar Gabriel, menambahkan Putin menginginkan Amerika Serikat untuk melakukan hal yang sama.
Gabriel mendesak pemimpin Rusia itu menggunakan pengaruhnya kepada Presiden Suriah Bashar Al Assad untuk menurunkan ketegangan di Suriah.
Amerika Serikat meyakini dua unit pesawat Rusia menyerang konvoi bantuan dekat Aleppo dalam sebuah serangan yang meruntuhkan gencatan senjata selama satu minggu, para pejabat AS mengatakan pada Selasa, namun disangkal oleh Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu bahwa sebuah pesawat tanpa awak AS, Predator, berada di lokasi kejadian tempat konvoi bantuan PBB hancur sebagian di Suriah pada Senin dan muncul di lokasi kejadian beberapa menit sebelum insiden terjadi.
Gabriel mengatakan dia berbicara kepada Putin Jerman mengira militer Suriah terlibat dalam serangan itu. "Tentu saja kami tidak sependapat," ujar dia.