REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pesawat-pesawat tempur meluncurkan bom di Aleppo, Suriah, Jumat (23/9). Serangan ini terjadi setelah pasukan tentara Pemerintah Suriah yang didiukung Rusia mengumumkan akan berupaya kembali mengambil alih salah satu kota terbesar di negara itu.
Dalam serangan terbaru setelah gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan oposisi terjadi pekan lalu, ratusan korban kembali berjatuhan. Banyak dari mereka adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam salah satu rekaman video, terlihat seorang gadis kecil yang tengah berteriak saat petugas menyelamatkannya keluar dari puing-puing bangunan yang runtuh akibat bom. Selain itu, rekaman lainnya menunjukkan ada balita laki-laki yang terkubur di reruntuhan dan nampaknya telah kehilangan nyawa.
Kepala sebuah rumah sakit di wilayah timur Aleppo, Hamza Al Khatib mengatakan 91 orang tewas dalam serangan itu. Sementara, 40 bangunan di sana juga hancur.
Gencatan senjata yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang kembali runtuh ini menandai perang panjang di Suriah selama lima tahun lebih. Dua negara yang berada dalam sisi bersebrangan belum menemukan kesepakatan agar upaya menciptakan perdamaian tercapai.
Tentara Suriah mengumumkan operasi serangan dilakukan untuk merebut wilayah kota yang dikuasai oposisi. Pihaknya membantah telah menargetkan warga sipil dan menekankan secara akurat menujukan bom di posisi pasukan pemberontak dilansir Reuters.