REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- PBB melaporkan serangan udara terbaru yang menghantam wilayah timur Aleppo membuat dua juta orang mengalami krisis air. Hal itu karena stasiun pompa yang digunakan sebagai pasokan utama kebutuhan manusia itu rusak.
Sebagai balasan, kelompok oposisi juga mematikan staisun pompa utama yang memasok air ke seluruh wilayah Aleppo. Akibatnya, baik wilayah timur dan barat kota itu mengalami krisis air.
Menurut Badan Anak PBB (Unicef) mengatakan serangan-serangan ini membuat upaya perbaikan pompa tidak dapat dilakukan. Risiko terjangkit penyakit bagi warga sipil yang ada di kota itu menjadi tinggi karena kurangnya air bersih.
"Stasiun pompa yang rusak berfungsi untuk semua penduduk di timur kota dan kemudian serangan balasan dilakukan dengan mematikan pompa di wilayah barat. Ini adalah bencana," ujar juru bicara Unicef Kieran Dwyer dilansir BBC, Sabtu (24/9).
Ia menjelaskan setidaknya ada 200 ribu penduduk yang berada di wilayah timur Aleppo dan 1,5 juta di bagian barat. Serangan udara mulai berlangsung setelah pasukan Suriah mengumumkan rencana merebut kembali kota terbesar di negara itu dari oposisi.
Dalam serangan udara pada Jumat (23/9) kemarin, setidaknya 91 orang tewas. Dilaporkan banyak korban dalam peristiwa itu adalah warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.