REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Mayoritas warga Meksiko cenderung mendukung kandidat presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dibanding calon Partai Republik Donald Trump dengan rasio 10-1. Perkiraan ini berdasarkan sebuah jajak pendapat yang dirilis oleh Consulta Mitofsky pekan lalu.
Jajak pendapat ini muncul sekitar satu bulan setelah pertemuan Trump dan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto di Mexico City yang memicu kemarahan di seluruh negeri. Pertemuan ini berbuntut pengunduran diri dari Luis Videgaray sebagai menteri keuangan.
Direktur perusahaan jajak pendapat Mitofsky, Roy Campos, mengatakan ketertarikan warga Meksiko dalam pemilihan presiden AS menandakan perubahan dari tahun terakhir. Trump adalah calon presiden AS dengan popularitas terkecil dalam sejarah di antara warga Meksiko dalam sejarah.
"Jika dalam pemilihan tahun 2008 ketertarikan dibangkitkan oleh [Presiden Demokrat Barack] Obama didasarkan pada persetujuan... sekarang ketertarikan dilatari karena takut," kata Roy Campos, dilansir dari Reuters, Selasa (27/9).
Ketika mengumumkan pencalonannya tahun lalu, Trump menyebut Meksiko mengirimkan pemerkosa dan pengedar narkoba ke Amerika Serikat. Ia bahkan berencana membangun tembok di perbatasan selatan Amerika Serikat dan membuat Meksiko membayar untuk itu. Ia juga mengancam akan memberlakukan tarif hukuman pada Mexico, mendeportasi jutaan migran, dan melenyapkan North American Free Trade Agreement.
Menurut jajak pendapat tersebut, hanya 2,9 persen dari warga Meksiko yang memiliki opini positif terhadap sosok Trump, berbanding 30,4 persen untuk Clinton. Jajak pendapat yang dilakukan antara 2-5 September tersebut berdasarkan survei terhadap seribu orang Meksiko, dengan margin kesalahan 3,1 persen.