Rabu 28 Sep 2016 09:23 WIB

Donald Trump: Saya tak Ingin Permalukan Hillary

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Dua calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Hillary Clinton akhirnya berhadapan langsung untuk melakukan debat pertamanya di Hofstra University, Hempstead, New York, Senin Malam (26/9)
Foto: AP
Dua calon presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Hillary Clinton akhirnya berhadapan langsung untuk melakukan debat pertamanya di Hofstra University, Hempstead, New York, Senin Malam (26/9)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW  YORK -- Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengaku tidak ingin mempermalukan Hillary Clinton saat debat capres pertama berlangsung, Senin (27/9) lalu. Satu hari setelah acara digelar, ia mengatakan sepenuhnya memegang kendali dan menang.

"Saya memegang kendali, namun saya tidak ingin melakukan apapun untuk mempermalukan dirinya," ujar Trump di hadapan ribuan orang sehari setelah debat seperti  dilansir The Guardian, Rabu (28/9).

Ia bersikeras memenangkan perdebatan, meski banyak jajak pendapat di internet yang meyakini dirinya kalah. Mayoritas pemirsa yang menonton acara tersebut juga mencatat Clinton, calon presiden AS dari Partai Demokrat lebih unggul.

Miliarder itu juga menyalahkan sikap dari moderator acara yang dinilai tidak adil. Sikap dari modetatoor Lester Holt dinilai lebih menekan dirinya dibandingkan dengan Clinton. Seperti beberapa masalah saat saingannya tersebut menjabat sebagai menteri luar negeri AS.

"Dia tidak bertanya tentang kesalahannya seperti tentang kesepakatan Benghazi dan masalah penggunaan email dari server pribadinya," jelas Trump.

Baca juga,  Trump Kewalahan Hadapi Hillary.

Trump mengaku telah melakukan hal terbaik sepanjang acara berlangsung. Bahkan, ia mencoba seakan berbicara dengan keluarganya, meski di hadapan Clinton.  "Saya mengambil napas panjang dan berpura-pura seakan berbicara dengan keluarga saya," ungkap Trump.

Clinton terlihat gembira usai debat. Ia bahkan terkesan 'menyindir' Trump yang juga mencoba menyalahkan mikrofon karena menganggu performanya saat acara berlangsung.  "Siapapun yang mengeluh tentang mikrofon, berarti ia tidak memiliki malam yang menyenangkan," kata Clinton.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement