REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden AS Hillary Clinton mengatakan rivalnya Donald Trump menyalahi hukum AS, setelah sebuah laporan mengatakan Trump melanggar embargo perdagangan dengan Kuba.
Dilansir dari BBC, Jumat (30/9), Newsweek melaporkan perusahaan Trump diam-diam melakukan bisnis di Kuba. Perusahaan diduga menghabiskan 68 ribu dolar AS di Kuba pada 1998.
Juru bicara Trump, Kellyanne Conway mengatakan uang tersebut tidak dibayarkan, dan Trump menentang kesepakatan dengan Kuba. Trump juga berulang kali mengatakan ia menolak tawaran berinvestasi di Kuba.
Laporan Newsweek mengatakan perusahaan Trump menyalurkan uang melalui firma konsultasi AS untuk membuatnya legal. Newsweek mengutip catatan perusahaan, wawancara dengan mantan eksekutif Trump dan dokumen pengadilan. Perusahaan Trump itu bernama Hotels & Casino Resorts.
"Kita punya hukum di negara ini, dan upaya yang dilakukan Trump untuk masuk ke pasar Kuba menunjukkan ia mendahulukan kepentingan bisnisnya dibandingkan aturan, nilai dan kebijakan AS," kata Clinton.
Senator keturunan Kuba-Amerika dari Florida yang mendukung Trump, Marco Rubio mengatakan Trump harus memberi tanggapan atas hal tersebut. Jika benar terjadi, hal itu melanggar hukum AS.
"Saya berharap kampanye Trump maju dan menjawab pertanyaan mengenai ini," katanya.