REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat Jeh Johson mengatakan perentas masuk kedalam sistem komputer pemilihan Presiden di banyak negara bagian Amerika Serikat. Tapi belum ada bukti mereka memanipulasi data pemilih.
Keamanan Dalam Negeri Amerika saat ini sedang melakukan penyelidikan kemungkinan terjadinya kejahatan siber untuk mempengaruhi pemilihan presiden 8 November mendatang. Salah satunya perentasan terhadap sistem Komite Demokrasi Nasional.
"Beberapa bulan terakhir pejahat siber scanning banyak sistem negara bagian, yang mana dapat menjadi pembuka untuk usaha intrusi," kata Johnson, Sabtu (1/10).
Kandidat Presiden dari Partai Republik Donald Trump berulang kali mengatakan sistem pemilihan Amerika Serikat dicurangi. Beberapa pejabat tinggi Partai Demokrat di kongres pun mengatakan Rusia sudah berulang kali berusaha masuk kedalam sistem data partai dan pemilihan Amerika Serikat.
Kepala Komite Demokrasi Nasional Donna Brazile mengatakan bulan lalu organisasi perentas yang didalangi Rusia telah berusaha mempengaruhi pemilihan umum. Mantan kepala Komite Demokrasi Nasional Debbie Wasserman Schultz mengundurkan diri pada Juli lalu paska Konvensi Partai Demokrat.
Penggunduran diri Schultz karena WiliLeaks merentas email Komite Demokrasi Nasional yang menunjukan KDN lebih memilih Hillary Clinton dibandingkan Bernie Sanders selama konvensi berlangsung.