REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB mengatakan, Iran tetap meneruskan kesepakatan nuklir dengan enam negara terkuat di dunia, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis, Inggris, dan Jerman. Kepakatan tersebut bertujuan untuk membatasi stok zat yang digunakan untuk membuat senjata nuklir.
"Kesepakatan ini dilaksanakan sejak Januari tanpa masalah tertentu, meski ditentang oleh kelompok radikal di Iran dan oleh beberapa negara barat," ujar Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano.
Ia mengatakan, pada Februari ada sebuah insiden kecil yang mewarnai kesepakatan nuklir Iran. Persediaan heavy water, material pembuat nuklir, sangat sedikit dari batas yang ditetapkan, yaitu 130 ton. "Tapi kami mengisyaratkan Iran untuk mengambil semua yang diperlukan," kata dia.
Berdasarkan kesepakatan dengan keenam negara, Iran diperbolehkan untuk memiliki 130 ton heavy water. Persediaan yang ada sejauh ini mencapai 130,9 ton.
"Saya percaya Iran menghormati komitmennya dalam kesepakatan itu. Iran melakukan apa yang mereka janjikan bagi masyarakat internasional," tutur Amano.