Ahad 02 Oct 2016 19:49 WIB

Terungkap, Kecurangan Pajak Trump pada 1995

Rep: Puti Almas/ Red: Budi Raharjo
Donald Trump
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Donald Trump mengatakan dirinya menderita kerugian sebesar 916 juta dolar AS akibat adanya pemotongan pajak penghasilan yang besar pada 1995. Namun, laporan yang didapat oleh The New York Times, hal itu justru membuat ia dapat menghindari pembayaran pajak pendapatan federal selama 18 tahun.

Dalam sebuah kampanye, miliarder itu merespons laporan yang beredar. Ia mengatakan, dokumen yang digunakan menjadi dasar isu tersebut telah diperoleh secara ilegal dan didapat oleh pihak-pihak yang merupakan perpanjangan tangan calon presiden AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton.

Catatan pajak Trump pada 1995 menunjukkan bahwa ia menerima keuntungan besar, disertai penawaran keuangan yang buruk pada 1990. Seorang ahli pajak juga memberikan analisa bahwa ia menggunakan kerugian sebesar 916 juta dolar AS untuk membatalkan penghasilan kena pajak hingga 50 juta dolar AS yang dimiliknya selama 18 tahun.

Selama ini, suami dari Melania Trump itu menolak merilis catatan pajak yang dimiliknya. Berbeda dengan calon presiden periode-periode sebelumnya, ia mengatakan pajak yang dimiliki telah berada di bawah audit federal.

"Trump adalah seorang pengusaha yang sangat terampil dan memiliki tanggung jawab fidusia untuk bisnis, keluarga, dan karyawannya, agar mereka tidak perlu membayar pajak lebih dari yang seharusnya," ujar pernyataan juru kampanye Trump, Ahad (2/10).

Pernyataan itu juga menekankan bahwa Trump telah membayar ratusan juta dolar AS untuk keperluan berbagai jenis pajak. Di antaranya adalah pajak properti, penjualan, bea cukai, real estate, kota, hingga negara.

"Trump telah membayar ratusan juta dolar untuk berbagai jenis pajak seperti properti, cukai, real estate, kota, negara, karyawan, hingga federal. Ia juga berkontribusi untuk kegiatan amal dalam jumlah sangat besar," jelas pernyataan tersebut.

Tekanan yang datang untuk Trump datang seiring dengan Clinton yang telah meirilis laporan bahwa dirinya telah membayar pajak federal sebanyak 34,2 persen pada tahun lalu. Selain Clinton, calon wakil presiden yang mendampinginya dalam pemilihan November mendatang, Tim Kaine juga turut mengeluarkan laporan pajaknya. Ia membayar pajak federal 20,3 persen pada 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement