Senin 03 Oct 2016 08:06 WIB

Warga Kolombia: FARC Seharusnya Masuk Penjara, Bukan Jadi Partai

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Teguh Firmansyah
FARC
Foto: AP/Ricardo Mazalan
FARC

REPUBLIKA.CO.ID, CARTAGENA-- Warga Kolombia menolak perjanjian damai pemerintha dengan kelompok pemberontak FARC. Ini terlihat dengan hasil referendum yang menunjukkan 50,24 persen warga Kolombia tak setuju perjanjian itu.

Perjanjian damai tersebut ditandatangani oleh Presiden Kolombia Juan Manuel Santos dan Pemimpin FARC, Timoleon Jimenez setelah beberapa tahun negosiasi. Perjanjian damai ini harus diratifikasi dan dijadikan hukum di Kolombia.

Kelompok pemberontak FARC setuju untuk menurunkan senjatanya setelah 52 tahun memberontak. Mereka sepakat dengan perjanjian damai karena akan menjadi partai politik dan ikut dalam kancah perpolitikan di Kolombia.

Seorang pemilih, Alejandro Jaramillo mengatakan, ia memilih tak berdamai dengan kelompok pemberontak FARC. "Saya ingin mengajarkan kepada anak-anak saya bahwa tak semua hal bisa dimaafkan, seharusnya pemberontak itu masuk penjara bukan jadi partai," katanya, Ahad, (2/10).

Seorang Profesor filsafat Adriana River (43 tahun) mengatakan, sangat menyedihkan Pemerintah Kolombia melupakan kejahatan perang yang dilakukan FARC.

"Pemerintah melupakan kematian saudara kami, kesakitan, kepedihan korban mutilasi yang dilakukan Farc, kita semua menderita akibat perbuatan mereka namun kita diminta berdamai, itu menyakitkan," katanya sambil menangis.

Pihak-pihak yang tak setuju dengan perjanjian damai tersebut menilai Pemerintah Kolombia terlalu lunak terhadap FARC.

Seperti dilansir BBC, sebelumnya Presiden Kolombia Juan Manuel Santos diperingatkan tak ada rencana B untuk mengakhiri konflik yang telah membunuh 260 ribu orang tersebut.

Sementara itu, Mantan Presiden Kolombia Alvaro Uribe menyatakan, Pemerintah Kolombia saat ini memperlakukan FARC dengan terlalu lunak. "Jika tak ada pemilih yang menang maka pemerintah harus kembali ke meja negosiasi.

Baca juga,  Pemberontak FARC akan Hapus Tentara Anak.

Jumlah anggota kelompok pemberontak Farc saat ini tinggal separuhnya yakni 7.000 orang. Mereka setuju untuk menurunkan senjatanya dan memilih bertarung melalui kotak suara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement