Selasa 04 Oct 2016 16:47 WIB

DNA Buktikan Nenek Moyang Orang Pasifik dari Asia

DNA diambil dari tengkorak dan tulang rahang asal Vanuatu berusia 3.000 tahun ini.
Foto:

Gelombang Kedua

Data genetika ini bukan hanya menunjukkan keturunan Asia di kalangan warga Kepulauan Pasifik Selatan saat ini berasal dari orang Lapita. Namun juga lebih besarnya kemungkinan mereka berasal dari perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini menunjukkan gelombang pertama pelaut Lapita segera diikuti oleh gelombang kedua orang Papua, terutama kaum pria.

"Para pria ini kemungkinannya bergerak dari area Papua Nugini-Solomon dan mereka menikahi wanita Asia. Dan itulah percampuran yang terjadi," kata Profesor Spriggs.

Namun kapan saatnya dua garis keturunan itu bertemu di pulau-pulau yang tersebar di seluruh Pasifik itu, belum jelas. "Kami memperkirakan untuk Vanuatu hal itu terjadi pada akhir periode Lapita sekitar 2.800 hingga 2.700 tahun lalu, saat populasi yang kecil," kata Profesor Spriggs.

Namun dia mengatakan hal itu mungkin terjadi lebih kemudian untuk tempat-tempat seperti Fiji dan Polinesia. "Untuk Fiji kita tidak tahu. Tapi untuk Polinesia kita memiliki waktu pasti terjadinya, yaitu 1.000 tahun lalu," katanya.

Pada saat itu, penduduk mulai berpindah dari Tonga dan Samoa ke timur pulau-pulau Pasifik Hawaii dan Tahiti, kemudian 700 tahun lalu bergerak ke selatan dan menjadi penduduk Maori di Selandia Baru. "Ketika mereka melakukan perpindahan ini 1.000 tahun lalu, perbauran telah terjadi," katanya.

Tapi penelitian lebih lanjut DNA kuno kerangka dari berbagai era diperlukan untuk memperjelas kapan tepatnya percampuran terjadi di berbagai lokasi, demikian menurut Profesor Spriggs.

Petunjuk dan Pertanyaan

Mengomentari hasil penelitian ini, Direktur Australian Centre for Ancient DNA Professor Alan Cooper mengatakan makalah itu memberikan informasi lebih banyak tentang asal-usul orang Pasifik dan Polinesia yang sebelumnya hanya berupa dugaan. "Riset ini menjelaskan seluruh permasalahan tentang bagaimana dua kelompok manusia bersama-sama membentuk satu kelompok lain yang kemudian melakukan pelayaran paling menakjubkan," kata Profesor Cooper.

Dia mengatakan penelitian ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai kapan percampuran orang Papua terjadi di Tonga dan kemudian di Polinesia, yang warganya saat ini memiliki 26 persen DNA Papua.

"(Temuan bahwa) seorang individu Tonga memiliki sedikit atau tidak ada keturunan DNA Papua mengkonfirmasi bahwa populasi leluhur orang Polinesia belum sepenuhnya terbentuk atau menyebar pada akhir era Lapita. Jadi berapa lama sebelum [orang Papua] menyusul? Itu perjalanan jauh di Pasifik," ujarnya. "Kita sadari bahwa percampuran genetika yang menghasilkan orang Polinesia terjadi sebelum mereka pergi menjelajah ke pulau-pulau tersebut," katanya.

Dia mengatakan hal itu juga menimbulkan pertanyaan tentang identitas orang Papua kuno, yang memiliki campuran DNA orang Aborigin Australia dan orang Papua. "Saya tertarik dengan yang kelompok Australia-Papua itu - dari mana asal mereka? Saya memperkirakan yang ada di pikiran saya, (mereka berasal dari) Pulau-pulau Selat Torres atau beberapa kelompok pesisir, yang mungkin melakukan perdagangan dengan kelompok orang Lapita," katanya.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/bukti-dna-ungkap-orang-lapita-di-pasifik-dari-asia/7901232
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement