Selasa 04 Oct 2016 17:15 WIB

PBB Dukung Gencatan Senjata Kolombia dan FARC

Gerilyawan FARC berjaga-jaga di sebuah jalanan di Desa Toribio, Provinsi Cauca, Kolombia.
Foto: EPA/Christian Escobar Mora
Gerilyawan FARC berjaga-jaga di sebuah jalanan di Desa Toribio, Provinsi Cauca, Kolombia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- PBB mendukung gencatan senjata dan perjanjian damai di antara Pemerintah Kolombia dan pemberontak sosialis FARC. Utusan Khusus PBB Jean Arnault akan terbang ke Kuba untuk mendukung proses damai antara Pemerintah Kolombia dan FARC.

Sekjen PBB Ban Ki Moon mengatakan, PBB memang mengharapkan hasil referendum yang berbeda dengan kenyataan yang  terjadi. "Namun kami berkomitmen untuk terus mendukung perjanjian damai yang sudah dilakukan oleh Presiden Santos dengan Timochenko."

Seorang warga Kolombia Mabel Castano (37 tahun) mengaku memilih tak berdamai dengan FARC. Namun ia terkejut dengan hasil referendum yang ada.  "Kami sangat terkejut dengan hasilnya. Sebab hasilnya membuat masa depan Kolombia menjadi tak jelas," ujarnya.

Castano menambahkan, ia tak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi. "Sekarang saya hanya berharap agar pemerintah, kelompok oposisi, dan FARC menghasilkan keputusan yang cerdas, termasuk kami semua."

Baca juga, Pemberontak FARC akan Hapus Tentara Anak.

Berdasarkan data dari CNN, disebutkan dari total pemilih 6.430.708 saat referendum, sebanyak 50,22 persen menolak perjanjian damai dengan FARC. Sedangkan 49,78 persen menerima perjanjian damai dengan FARC. Pemilih menolak menang tipis daripada pemilih yang menerima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement