Rabu 05 Oct 2016 09:52 WIB

Politikus Belanda Sebut Imigran Muslim Menjadi Ancaman Bagi Dunia Barat

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Pekerja Muslim imigran merasa didiskriminasi
Foto: Telegraph
Pekerja Muslim imigran merasa didiskriminasi

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM-- Pimpinan The Netherlands Party of Freedom, Geert Wilders mengeluarkan peringatan terkait keberadaan imigran muslim di dunia barat. Khususnya di Belanda. Pasalnya, imgran Muslim dianggap dapat mencangam keselamatan dan nilai-nilai yang ada di suatu negara.

"Jika para pemimpin terus menerima imigran muslim maka keberadaan mereka dapat mengancam keselamatan dan nilai-nilai yang ada di suatu negara," kata dia seperti dilansir onenewsnow.com, (2/10).

Menjadi pemimpin parlemen partainya selama hampir satu dekade, Wilders secara pribadi telah melihat efek dari imigran Islam di tempat kerjanya yakni Rotterdam sebagai salah satu kota terbesar di Belanda. Ia mengatakan, pemuda imigran keturunan Maroko terus meneror penduduk asli Belanda.

"Mobil telah dihancurkan, rumah dirusak, orang terancam. Belanda tidak lagi merasa bebas dan aman di kota mereka sendiri," ujar Wilders.

Sebuah stasiun radio lokal juga menerima surat ancaman dari orang yang tak dikenal setelah mewawancarai sejumlah korban pribumi yang mengaku mendapat aksi teror dari warga keturunan Maroko.

Wilders menegaskan, bahwa Islamisasi bukanlah peristiwa yang terisolasi di negaranya, di Eropa, bahkan di dunia.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa 43 persen dari orang-orang Belanda tidak terlalu menginginkan banyaknya imigran Maroko di negara mereka. Tindakan mereka ini bukanlah rasis. Tapi, mereka hanyalah warga negara yang mencintai negerinya dan tidak ingin kehilangan hal tersebut.  

"Kebebasan adalah hak asasi kita. Tapi kalau kita gagal mempertahankannya, kita akan kehilangan itu. Dan, sayangnya, itulah apa yang terjadi hari ini," katanya.

Dengan meningkatnya aksi terorisme di beberapa negara, Wilders menyatakan, bahwa para pemimpin dunia harus berhenti mengabaikan ancaman yang jelas dan mengambil langkah-langkah agresif untuk mencegah sel-sel teroris bermunculan di masyarakat imigran Muslim di puluhan negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement