Rabu 05 Oct 2016 14:10 WIB

Balita Alami Kerusakan Otak Usai Digigit Ular Paling Berbisa Australia

Eli (dua tahun) di Queensland Tengah mengalami kerusakan otak permanen setelah tiga kali digigit salah satu ular paling mematikan di dunia.
Foto: abc
Eli (dua tahun) di Queensland Tengah mengalami kerusakan otak permanen setelah tiga kali digigit salah satu ular paling mematikan di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Seorang anak laki-laki berusia dua tahun di Queensland Tengah mengalami kerusakan otak permanen. Kerusakan itu setelah ia tiga kali digigit salah satu ular paling mematikan di dunia.

Pada 26 September lalu, Eli terpaksa ditolong tim medis setelah digigit ular coastal taipan. Ular ini dikenal sebagai ular Australia yang memiliki bisa paling mematikan serta memiliki taring terbesar dari semua ular yang ada di daratan Australia. Ular tersebut menggigitnya ketika Eli tengah mengumpulkan telur dari kandang ayam di halaman belakang rumah orang tuanya, di Agnes Water, Queensland Tengah.

Dalam pernyataan yang diunggah ke situs penggalangan dana untuk Eli, sang ibu mengatakan kondisi putranya saat ini sudah tidak dianggap kritis lagi. Eli sudah dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke bangsal syaraf.

"Eli menderita sejumlah kerusakan otak akibat gagal jantung dan terhentinya pasokan oksigen ke otak. Kami tidak tahu seberapa bahayanya bisa gigitan ular sampai ia merasa kesakitan. Dia sangat sensitif saat ini dan mudah menjadi sensitif," tulis ibunya.

Dia mengatakan proses rehabilitasi Eli bisa berjalan selama berbulan-bulan. "Bagian otaknya yang paling terpengaruh bisa ular adalah lobus oksipital, yang bertanggung jawab untuk menafsirkan apa yang ia lihat. Jadi kekhawatiran kami adalah Eli tidak mampu lagi mengenali objek, berhalusinasi, mengalami kebutaan. Dia juga mungkin memiliki beberapa gangguan fungsi motorik. Masa lalu adalah masa lalu dan ia telah berubah selamanya. Begitu juga dengan kami," katanya.

Pakar ular mengatakan Eli beruntung masih bisa bertahan hidup mengingat ular taipan pesisir (coastal taipan) termasuk satu dari enam ular paling berbisa di dunia, dan anak-anak jauh lebih rentan terhadap gigitan mereka. Ular itu diduga sedang mencari tikus ketika terpergok oleh Eli.

Seorang kerabat bernama Blake Hyland, yang tinggal didekat rumah orang tua Eli, telah membuat situs GoFundMe untuk membantu orang tua Eli tetap tinggal di Brisbane demi menolong penyembuhan sang anak. Hingga Selasa sore (4/10), situs ini sudah berhasil mengumpulkan dana sebesar 23 ribu dolar AS (setara Rp 230 juta).

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/anak-2-tahun-alami-kerusakan-otak-digigit-ular/7903350
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement