REPUBLIKA.CO.ID,PRESCOTT VALLEY -- Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengatakan pada Selasa (4/10) Rusia telah melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Amerika Serikat di Suriah dan menganggap Rusia tidak menghargai pemimpin Amerika.
AS memutus pembicaraan dengan Rusia pekan ini tentang perjanjian gencatan senjata di Suriah dan menuduh Moskow tak menepati janjinya dibawah perjanjian yang disetujui pada September untuk menghentikan serangannya di sana. Hal ini mengurangi harapan untuk membangkitkan solusi diplomatis pada perang sipil yang sudah berlangsung 5,5 tahun yang telah merenggut ratusan ribu korban jiwa dan kerugian 11 miliar dolar itu.
Baca: Kaine: Trump Selalu Memuji Putin
"Rusia melanggar janjinya, dan sekarang mereka menembaki, meluncurkan bom, dan lainnya. Hal ini harus segera dan secepatnya diselesaikan," Trump mengatakan dengan lantang di Prescott Valley, Arizona.
Trump telah dituduh oleh sebagian kritikus sebagai seseorang yang terlalu memuji Rusia selama kampanye untuk pemilihan presiden pada 8 November mendatang melawan Hillary Clinton. Dia mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seseorang yang lebih kuat dibanding Presiden Barrack Obama.
Baca: Trump Dianggap tidak Berjiwa Patriot karena Hindari Pajak
Dia mengundang Rusia, dalam komentar lanjutannya mengatakan dengan sarkastik untuk menggali informasi mengenai surat elektronik Hillary Clinton saat dia menjabat sebagai menteri luar negeri yang belum dirilis ke publik. Trump mengatakan dia belum pernah bertemu dengan Putin. Namun, pimpinan Rusia tersebut menaruh perhatian ke Obama dan Hillary.