REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Salah satu anggota rombongan All Women Flotilla yang berada di kapal amal Zaytona, Wendy Goldsmith menceritakan bagaimana keinginannya berada di Jalur Gaza.
"Saya di sini sebagai pengatur organisasi saja. Kami sebenarnya berharap sampai di Gaza pada 5 Oktober," kata Wendy yang berasal dari Kanada tersebut, Kamis, (6/10).
Saat ini, kada Goldsmith, ia dan seluruh rombongan All Women Flotilla berharap bisa membuka blokade yang dibuat oleh Israel. "Namun kami semua tahu kalau kapal kami akan dimasuki oleh tentara Israel dan kami akan ditahan secara ilegal oleh Israel."
Saat kapal Zaytona berlayar di Sisilia semuanya sangat indah. Ombak, langit biru, dan lumba-lumba menyapa kami dengan ramah. "Semua itu membuat kami sangat bahagia," katanya dilansir Aljazirah.
Namun saat berlayar dari Barcelona ke Pulau Ajaccio, Prancis keadaan sangat mengerikan. Ombak besar dan angin kuat terus-menerus menerpa kami. "Kami mengalami mabuk laut yang terus-menerus. Kami merasa takut dan kami meminum obat untuk mengurangi rasa sakit," katanya.
Kondisi ini membuat para wanita susah berjalan. Saat ini terdapat 13 wanita dalam rombongan All Women Flotilla. Mereka berasal dari Norwegia, Swedia, Australia, Mesir, Tunisia, Malaysia, Israel, Amerika Serikat, dan Kanada.
Baca juga, Wanita Dunia Bersatu Lawan Israel Menembus Blokade Gaza dari Barcelona.
"Kami berlayar bersama, berbagi cerita dan pengalaman. Kami juga saling mempelajari satu sama lain untuk memahami satu sama lain, ini misi kami, ini perjuangan kami yang berasal dari latar belakang yang berbeda," ujar Goldsmith.
Meskipun berbeda-beda namun All Women Flotilla memiliki tujuan yang sama yakni memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kemerdekaan bagi rakyat Gaza yang ditindas Israel. Saat yang menyenangkan adalah saat jaga malam ketika semua orang sedang tertidur.
Salah satu dari rombongan harus ikut jaga malam dengan kru kapal untuk menjaga kawan yang lain. Ini merupakan malam yang indah.