Kamis 06 Oct 2016 19:10 WIB

Rusia-Tunisia Sepakati Kerja Sama Nuklir

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Nuklir
Nuklir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusia memperluas kerjasama teknologi nuklir di kawasan Afrika Utara. Setelah bekerja sama dengan Mesir untuk membangun PLTN di sana, Rusia kini menggandeng Tunisia untuk mengembangkan energi nuklir dengan tujuan damai.

Berdasarkan keterangan pers dari Rosatom, BUMN Rusia yang bergerak di bidang nuklir, Kamis (6/10), Pemerintah Tunisia dan Federasi Rusia telah menandatangani perjanjian penggunaan energi atom untuk tujuan damai pada akhir September 2016 lalu, bersamaan dengan terlaksananya Konferensi Umum Badan Tenaga Atom International di Wina, Austria.

Dokumen perjanjian tersebut ditandatangani oleh Sergey Kirienko, CEO Rosatom, BUMN asal Rusia, dan Salim Khalbous, Menteri Pendidikan Tingkat Lanjut dan Penelitian Sains dari Republik Tunisia. Perjanjian ini menjadi dasar hukum dari kerja sama bilateral antara Tunisia dan Rusia di beberapa sektor terkait tenaga nuklir.

Kerja sama tersebut diantaranya bantuan pembangunan dan peningkatan infrastruktur nuklir Tunisia untuk memenuhi rekomendasi internasional, pembuatan desain dan konstruksi tenaga nuklir dan penelitian reaktor, dan juga fasilitas desalinasi dan akselerator partikel, eksplorasi dan penambangan uranium, serta penelitian sumber daya mineral di Tunisia untuk tujuan pengembangan industri nuklir.

Kerjasama ini juga mencakup layanan siklus bahan bakar nuklir untuk pembangkit listrik dan penelitan reaktor, penanganan limbah radioaktif, produksi radioisotop dan aplikasinya di bidang industri, pengobatan, dan agrikultur, keamanan nuklir dan radiasi, serta pendidikan dan pelatihan ulang bagi para spesialis nuklir.

Melalui perjanjian ini, Rusia dan Tunisia sepakat untuk membentuk komite koordinasi yang akan mengontrol implementasi dari isi perjanjian, membahas isu-isu yang mungkin timbul dalam proses implementasi, dan melakukan konsultasi terkait hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan energi atom untuk tujuan damai.

Selain itu, Rusia dan Tunisia juga menyetujui pembuatan tim kerja bersama yang akan mengeksekusi proyek dan penelitian sains, berbagi pengalaman, mengadakan seminar dan simposium, saling membantu dalam pelatihan personil secara teknis maupun teori, serta berbagi informasi sains dan penelitian yang sejalan dengan tujuan-tujuan yang tercantum dalam perjanjian.

 

Selain dengan Mesir dan Tunisia, Rusia sebelumnya juga telah menjalin kerjasama pengambangan energi nuklir dengan Arab Saudi dan Aljazair. Adapun di Asia, Rosatom telah membangun kerjasama nuklir dengan Vietnam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement