Sabtu 08 Oct 2016 10:27 WIB

Amerika Tuduh Rusia Ganggu Pemilu Lewat Serangan Siber

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Reiny Dwinanda
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat Amerika Serikat secara formal telah menuduh Rusia melakukan serangan siber untuk mengganggu pemilu di Amerika. Departemen Keamanan Amerika menyatakan, akhir-akhir ini surat elektronik mereka sering diserang dengan metode dan cara Rusia. Data Partai Demokrat juga diserang oleh peretas tahun ini. Serangan ini sepertinya dilakukan sengaja untuk mengganggu sistem pemilu.

Departemen Keamanan Amerika mengaku yakin semua serangan siber ini hanya bisa dilakukan oleh pejabat-pejabat senior Rusia. "Namun, untuk mengubah hasil pemilu sangat sulit sekali karena kami memiliki sistem cek berlapis yang susah ditembus Rusia."

Memang serangan dan gangguan ini tak bisa disebutkan sebagai serangan dari Pemerintah Rusia secara langsung. Akan tetapi, jenis serangan semacam itu hanya bisa dilakukan oleh sejumlah pejabatnya saja.

Seperti dilansir BBC, Sabtu, (8/10), seorang peretas dengan nama siber Guccifer 2.0 mengaku bertanggung jawab atas terbongkarnya isi dokumen Partai Demokrat. Surat elektronik dan dokumen-dokumen lain yang disimpan Democratic National Committee (DNC) dibongkar oleh peretas.

Pemerintah Rusia menyebut tudingan Amerika sangat tak berdasar dan tak masuk akal. "Tuduhan Amerika kalau Rusia terlibat dalam serangan siber terhadap mereka sungguh tak masuk akal," kata seorang pejabat Rusia.

Moskow menolak tudingan Washington yang selalu bersikap anti-Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement