REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dilaporkan telah kehilangan lebih dari seperempat wilayah yang dikuasai. Wilayah yang dikendalikan oleh kelompok militan tersebut terus berkurang sejak Januari 2015 lalu.
Analis dari IHS mengatakan kontrol ISIS terhadap wilayah di Irak dan Suriah berkurang hingga 28 persen pada awal tahun lalu. Kemudian dalam sembilan bulan pertama tahun ini, kelompok itu juga kehilangan jumlah daerah yang dikuasai,, dari 78 ribu kilometer persegi hingga 65 ribu kilometer persegi.
"ISIS kehilangan wilayah yang hampir sama besarnya dengan satu negara Srilanka," ujar pernyataan analis IHS, dilansir BBC, Ahad (9/10).
Namun, kerugian ISIS dilihat melambat dalam tiga bulan terakhir. Hanya sekitar 2800 kilometer persegi dari wilayah yang berada di bawah kontrol kelompok itu hilang.
Hal itu diduga disebabkan Rusia yang mengurangi intensitas serangan udara dengan target ISIS di wilayah Suriah. Pada awal tahun, serangan udara dari negara yang mendukung rezim Presiden Suriah Bashar Al Assad itu terhadap kelompok militan tersebut mencapai 26 persen. Namun mulai Juli lalu hanya 17 persen.
Meski demikian, kerugian ISIS yang terjadi pada tahun ini dinilai masih signifikan. Mereka kehilangan banyak wilayah di beberapa kota penting yang menjadi basis pertahanan kelompok, seperti Manbij dan Raqqa di Suriah.
Mosul adalah kota di Irak yang digambarkan menjadi benteng terakhir kelompok ekstremis tersebut. Pasukan militer negara melancarkan serangan yang cukup signifikan untuk memukul mundur ISIS. Dalam beberapa bulan terakhir, kemajuan cukup pesat terjadi dan diprediksi kekuatan kelompok ISIS itu mendekat pada titik akhir.