REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat presiden Amerika dari Partai Republik Donald Trump dan timnya terus berjuang untuk memenangkan kursi kepresidenan meskipun banyak yang mengecam soal mencuatnya video perkataan mesumnya terhadap wanita.
Menurut survei yang dilakukan Politico/Morning Consult, setelah videonya beredar sebanyak 39 persen pemilih meminta Trump mundur jadi calon presiden (capres).
Pemilih meminta Trump mundur karena ia dinilai tak pantas menjadi seorang presiden. Apalagi perkataannya melukai banyak wanita. Dari 39 persen pemilih yang memintanya mundur, hanya 12 persen dari Partai Republik.
Sementara sebanyak 45 persen, pemilih masih memintanya untuk tetap maju nyapres. Kemungkinan Trump untuk mundur sebagai capres juga kecil karena ia berambisi untuk duduk di Gedung Putih menggantikan Obama.
Ketua Komite Nasional Demokrat Donna Brazile mengatakan, mencari pengganti Trump saat kampanye akan segera tiba itu merupakan hal yang cukup menantang. "Ini juga akan membingungkan bagi pemilih sebab kotak suara awal sudah disebar," katanya, Ahad, (9/10).
Baca juga, Trump Kewalahan Hadapi Hillary.
Sejumlah pihak meminta agar posisi Trump sebagai capres digantikan oleh calon wakil presidennya Mike Pence. Sebab mereka menilai Trump tak cocok jadi presiden.
Calon wapres dari Partai Republik Mike Pence mengatakan, ia tak bisa membela perkataan Trump yang melecehkan perempuan. "Namun saya berharap dalam debat mendatang Trump harus menunjukkan penyesalan yang dalam."
Sebaiknya, ujar Pence, kita berdoa untuk keluarganya. Selain itu juga mencari jalan untuk menunjukkan kepada rakyat Amerika kalau hatinya untuk Amerika.