REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penonton televisi dalam debat calon presiden AS putaran kedua mengalami penurunan tajam. Video rekaman Trump pada 2005 yang diputar sebelum debat sempat menyita perhatian, meski dinilai tak lebih sebagai video bualan Trump tentang perempuan.

Data Nielsen yang disediakan CNN terhadap 10 siaran dan kabel saluran pada Senin (10/10) menunjukkan sebanyak 63,6 orang Amerika menyaksikan perdebatan berdurasi 90 menit itu. Angka ini jauh di bawah rekor 84 juta yang menyaksikan debat presiden putaran pertama, dua pekan lalu.

Namun, angka ini tidak mencakup jutaan orang lain yang menonton debat online, melalui media sosial atau di bar, dan restoran. Debat presiden putaran kedua cenderung menarik sedikit penonton televisi, namun perhatian tumpah setelah munculnya video Trump yang mendorong beberapa politisi Partai Republik meninggalkan dia.

Perdebatan kedua ini juga berlangsung bersamaan dengan "Sunday Night Football" NBC yang ditonton oleh 15 juta orang Amerika. Profesor komunikasi di University of Southern California Annenberg School, Tom Hollihan, mengatakan, pertandingan sepakbola kemungkinan menarik lebih banyak pemirsa dibanding perdebatan.

Hal ini karena, banyak orang Amerika sudah menetapkan pilihan mereka atas kedua kandidat. "Ketika kita sampai di pertengahan Oktober, sejarah memberitahu kita bahwa orang sudah membuat keputusan. Mereka mengunci diri dalam sudut pandang mereka dan kurang terbuka terhadap informasi baru," kata Tom Hollihan.

Ini adalah debat kedua dari tiga debat presiden yang akan diadakan sebelum pemilihan presiden tanggal 8 November mendatang. Pekan lalu, debat wakil presiden Republik Mike Pence dan Demokrat Tim Kaine ditonton sekitar 37 juta orang Amerika yang merupakan angka terendah sejak 2000.

Ikuti Whatsapp Channel Republika