REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Otoritas Yordania menyatakan akan memberi bantuan kepada puluhan ribu pengungsi Suriah yang terkepung di perbatasan dengan menggunakan crane atau alat angkat. Alat ini digunakan untuk mempertahankan kebijakan negara dalam menjaga perbatasannya dengan negara tetangga, Suriah, tetap tersegel.
Sebanyak 75 ribu pengungsi telah terperangkap di Ruqban sejak 2014, setelah Amman memutuskan untuk menutup perbatasan utara-timur Yordania dengan Suriah.
Pasokan bantuan ke kamp darurat dipotong pada Juni lalu ketika otoritas Yordania menyatakan daerah perbatasan itu sebagai "zona militer". Setiap kendaraan dilarang memasuki daerah tersebut. Kebijakan diambil setelah sebuah bom mobil di luar kamp menewaskan enam tentara.
Tak lama setelah keputusan itu, kelompok bantuan Doktor Tanpa Batas (MSF) memperingatkan, kamp yang menampung puluhan ribu warga titu dalam kondisi sangat membutuhkan bantuan.
Berbicara kepada Associated Press, Senin (10/10), juru bicara pemerintah Yordania Mohammed Momani mengatakan, pihak berwenang akan memungkinkan bantuan untuk disampaikan kepada apa yang dia sebut sebagai "kantong Daesh" atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca juga, Konvoi Bantuan Suriah Diserang, AS Salahkan Rusia.
"Mekanisme baru akan memberikan bantuan menggunakan crane, dan bantuan akan diberikan kepada tokoh masyarakat di kelompok Suriah sehingga mereka dapat mendistribusikannya dengan tepat," kata Momani.
Namun, ia menekankan perbatasan akan tetap disegel untuk mencegah risiko keamanan yang mungkin saja terjadi jika perbatasan dibuka. Ia meyakini kamp telah disusupi oleh penjahat, penyelundup dan ekstremis.
Yordania berbagi perbatasan sepanjang 375 kilometer dengan Suriah dan saat ini menampung setidaknya 650 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar. Angka itu berjumlah sekitar 10 persen dari seluruh penduduk Suriah.