Selasa 11 Oct 2016 19:35 WIB

Perkenalkan, Muslimah Amerika yang Tantang Trump Saat Debat

Muslimah Palestina-Amerika Gorbah Hamed saat mengajukan pertanyaan kepada Capres AS Donald Trump dan Hillary Clinton saat debat kedua di Washington University, St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.
Foto: Reuters
Muslimah Palestina-Amerika Gorbah Hamed saat mengajukan pertanyaan kepada Capres AS Donald Trump dan Hillary Clinton saat debat kedua di Washington University, St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertanyaan ketiga yang diajukan kepada calon presiden AS dalam debat kedua diajukan oleh Muslimah Palestina-Amerika Gorbah Hamed, Ahad (9/10).

Hamed yang lahirdan besar di Missouri sebelum pindah ke Illinois dua tahun lalu bertanya langsung pada Trump dan Clinton mengenai dampak ia disebut sebagai ancaman karena keyakinannya.

"Ada 3,3 juta Muslim di AS dan saya salah satunya. Kalian menyebut nekerja dengan negara Muslim, tapi dengan meningkatnya Islamofobia, bagaimana kalian menolong orang seperti saya mengatasi konsekuensi karena dilabeli sebagai ancaman negara usai pemilu berakhir?" katanya, dilansir Al Arabiya, Selasa (11/10).

Trump menjawab dengan mengakui Islamofobia adalah masalah di Amerika. Ia menyebut Islamofobia memalukan, namun ia bependapat Muslim harus bertindak lebih baik dengan melapor jika mengetahui sesuatu. Hamed tidak puas dengan jawaban tersebut.

"Tidak dia tidak menjawab pertanyaan itu. Ini bukan karena dia menjawabnya dan saya tidak suka jawabannya, dia memang tidak menjawab pertanyaan itu. Trump justru menuduh semua Muslim menyembunyikan informasi terhadap orang yang melakukan hal salah," katanya kepada Al Arabiya.

Hamed mengatakan dia perlu Trump tahu dia adalah ibu dua anak laki-laki yang pergi ke sekolah setiap hari. Dan ketika dia membawa anak-anaknya ke tempat umum, seperti mal atau taman dia akn melapoe jika ada seseorang yang mencurigakan.

"Saya akan melaporkan mereka, terlepas mereka Muslim atau bukan," ujarnya.

Perjalanan Hamed menuju panggung di St Louis dimulai ketika ia menerima telepon untuk menjawab sejumlah pertanyaan jajak pendapat. Hamed mengelola swalayan bersama suaminya di Fairview Heights, Illinois.

"Saya diberitahu jawaban saya memenuhi syarat sebagai pemilih yang belum menentukan pilihan. Saya ditanya apakah bersedia menghadiri debat. Saya setuju," katanya.

Hamed mengatakan alasan dia masuk kategori pemilih yang belum menentukan pilihan adalah kenyataan kedua kandidat tidak memihak Muslim Amerika dalam isu utama, termasuk pertanyaan mengenai Palestina.

"Ini penting karena Clinton mendukung Israel 100 persen. Masalah saya dengan itu adalah seseorang yang mendukung Israel juga mendukung pelanggaran HAM yang mereka lakukan setiap hari kepada warga Palestina," ujar Hamed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement