REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump menyerang habis-habisan ketua parlemen dan tokoh paling senior Partai Republik, Paul Ryan dengan menyebutnya pemimpin yang lemah dan tidak efektif.
Trump menyebut Partai Republik telah menyerangnya dari segala penjuru dan ketidakloyalan mereka lebih sulit dilawan ketimbang Trump menghadapi Demokrat. Ryan adalah politisi Republik terakhir yang menyatakan tidak mendukung Trump setelah muncul skandal video 2005 yang memperlihatkan dia mengeluarkan kalimat-kalimat cabul mengenai kebiasaannya menjamah tubuh perempuan.
Namun Trump mendapatkan dukungan besar dari pasangannya, calon wakil presiden Mike Pence.
"Kalian telah mencalonkan seseorang untuk menjadi presiden yang orangnya tidak pernah berhenti, tidak pernah jatuh. Dia petempur, dia pemenang," kata Pence dalam sebuah acara di Iowa seraya memuji Trump karena telah meminta maaf pada debat Ahad waktu AS lalu menyangkut omongan cabulnya itu.
Perpecahan baru dalam tubuh Republik menyangkut Trump itu terjadi menyusul jajak pendapat baru dari PRRI/Atlantic yang menunjukkan Hillary Clinton kini memimpin 49-38 atas Trump.
Baca: Petinggi Partai Republik Paul Ryan tak Dukung Trump
Sebuah video yang dirilis Jumat pekan lalu mengungkapkan Trump yang sedang menceritakan bagaimana dia berusaha berhubungan seks dengan seorang perempuan yang sudah menikah dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang agresif secara seksual terhadap para wanita.
Selasa waktu AS, juru bicara Presiden Barack Obama menyebut omongan cabul Trump dalam video itu menjijikkan dan tergolong serangan seksual. Hampir separuh dari 331 inkumben senator, anggota parlemen dan gubernur asal Republik, mengecam omongan cabul Trump dalam video itu dan sekitar 10 persen dari mereka menuntut Trump mundur dari pencalonan.
Sehari sebelum Trump menyerang Ryan, bos Republik di parlemen AS itu berkata kepada sejawat-sejawatnya dari Partai Republik di DPR bahwa dia akan fokus memenangkan pemilu legislatif demi memastikan Republik tetap menguasai badan legislatif.
Dikutip dari Antara News, pernyataan Ryan di DPR ini membuat Trump marah besar dengan memposting serangkaian pesan menyerang Ryan dan Partai Republik di Twitter. Trump menyatakan belenggu terhadap dia telah lepas dan itu membuatnya bisa memperjuangkan Amerika dengan cara yang dia inginkan.
Trump juga menyerang Senator John McCain yang telah mengecam perlakuan Trump dan bakal dianulir pencalonannya, dengan menyebut McCain kurang ajar. Berikut tiga cuitan Trump menanggapi serangan dari sejawat-sejawatnya di Partai Republik, seperti dikutip laman BBC, Rabu (12/10).
"Pemimpin kita yang sangat lemah dan tidak efektif, Paul Ryan, menggelar dengar pendapat yang buruk di mana para anggota (Republik) malah menyambut ketidaksetiaan dia."
"Senang sekali belenggu itu telah dilepaskan dari saya dan saya kini bisa memperjuangkan Amerika dengan cara yang saya inginkan."
"Dengan kekecualian mencurangi Bernie (Sanders) saat didepak dari pencalonan, Orang-orang Demokrat selalu membuktikan diri jauh lebih loyal satu sama lain ketimbang orang-orang Republik!"