Rabu 12 Oct 2016 13:27 WIB

Trump Tabuh Genderang Perang Terhadap Partai Republik

Calon presiden AS Donald Trump saat berbicara dalam debat kedua capres AS di Washington University di St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Calon presiden AS Donald Trump saat berbicara dalam debat kedua capres AS di Washington University di St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menambah perpecahan akut dalam Partai Republik, Donald Trump menyatakan perang terhadap para anggota GOP (julukan Partai Republik, Grand Old Party) yang kini berbalik menyerang dia. Trump juga bersumpah terus berkampanye karena melihat dirinya layak.

"Senang sekali belenggu itu telah lepas dari saya dan saya kini bisa memperjuangkan Amerika dengan cara yang saya inginkan," kata Trump dalam cicitan yang ditujukan kepada Ketua Parlemen Paul Ryan dan para anggota kelompok kemapanan di Partai Republik yang skeptis terhadapnya.

Calon presiden dari Partai Republik itu lalu mencicit, "Ketidaksetiaan R (Republik) lebih sulit dilawan dari pada Hillary Bajingan. Mereka mengepung saya dari berbagai sudut. Mereka tak tahu caranya menang, saya akan ajari mereka!"

Baca: Merasa Ditinggalkan, Trump Serang Petinggi Republik Paul Ryan

Serangan agresif terbaru dari Trump terhadap sesama Partai Republik itu menandai perpecahan masif dalam tubuh partai ini, yang membuat Republik lebih sulit mengendalikan Senat dan DPR, selain kecil kemungkinan memenangkan pemilihan presiden.

Trump sangat terusik sehari setelah Ryan berkata kepada para anggota parlemen dari Partai Republik dia kini tidak lagi membela atau berkampanye untuk Trump, menyusul skandal video omongan cabul Trump mengenai wanita.

"Pemimpin kita yang sangat lemah dan tidak efektif, Paul Ryan, menggelar pertemuan ajakan buruk di mana para anggotanya menyambut ketidaksetiaannya," cicit Trump, dikutip Antara News.

Pihak Ryan membalas Trump dengan pernyataan singkat, "Paul Ryan bulan depan nanti fokus mengalahkan Demokrat, dan semua anggota Republik yang sedang mencalonkan diri (sebagai anggota legislatif) kemungkinan besar melakukan hal yang sama."

Sejak rilis video omongan cabul Trump mengenai perempuan 11 tahun silam, telah membuat para politisi Republik meninggalkan dia, bahkan ada yang memintanya  mundur dari pencalonan sebagai presiden AS, demikian USA Today.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement