Kamis 13 Oct 2016 14:22 WIB

AS dan Rusia Kembali Mulai Pembicaraan Suriah

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang anak menyaksikan bangunan bekas pengeboman di Aleppo, Suriah.
Foto: REUTERS/Abdalrhman Ismail
Seorang anak menyaksikan bangunan bekas pengeboman di Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry akan kembali memulai pembicaraan tentang konflik Suriah bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Keduanya dijadwalkan bertemu pada Sabtu (15/10) mendatang di Swiss.

Pembicaraan dilakukan setelah serangkaian serangan udara yang diluncurkan Rusia untuk memukul mundur kekuatan oposisi Suriah. Namun, serangan itu mengenai rumah sakit di wilayah timur Aleppo dan membuat banyak korban sipil berjatuhan.

Menurut Rusia yang mendukung rezim Presiden Bashar Al Assad, gencatan senjata yang sebelumnya disepakati telah dilanggar oposisi. Pihaknya juga menekankan serangan kali ini menargetkan kelompok militan yang masih memiliki basis di Aleppo.

Pembicaraan yang dilakukan AS dan Rusia diharapkan bisa menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dalam jangka waktu jauh lebih lama dari sebelumnya. Hal ini sekaligus menunjukkan negara-negara Barat yang mendukung oposisi Suriah tidak memiliki banyak pilihan sebagai solusi mengakhiri konflik di Suriah.

Selain AS dan Rusia, beberapa menteri luar negeri dari negara lainnya yaitu Turki, Qatar, Arab Saudi, dan Iran juga akan ikut serta. Pembicaraan disebut oleh Gedung Putih tidak lagi hanya dalam upaya menengahi perjanjian gencatan senjata, namun kerjasama militer.

Baca juga,  Helikopter Rusia Jatuh Dihantam Mortir di Suriah.

"Kami akan mempertahankan kerja sama militer dengan Rusia, yang selama ini belum sepenuhnya disepakati," ujar juru bicara Gedung Putih AS Josh Earnest, Kamis (13/10).

Serangan udara hingga Rabu (12/10) kemarin masih terjadi di wilayah timur Aleppo. Sebanyak 25 orang pada  hari itu tewas dan 15 di antaranya dilaporkan adalah warga sipil yang tengah berada di pasar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement