Jumat 14 Oct 2016 10:43 WIB

Penjualan Burkini Meningkat Setelah Aturan Larangan Berlaku di Prancis

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agus Yulianto
Larangan bagi perempuan menggunakan burkini ditempel di papan informasi di pantai di Villeneuve-Loubet, French Riviera, Prancis.
Foto: AP Photo/Claude Paris
Larangan bagi perempuan menggunakan burkini ditempel di papan informasi di pantai di Villeneuve-Loubet, French Riviera, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Perusahaan burkini asal Prancis Modanisa mengalami peningkatan penjualan hingga 35 persen saat pemerintah memberlakukan pelarangan pemakaian.

"Selama satu pekan dan pekan berikutnya pelarangan burkini berlaku, penjualan kami naik sebesar 20 hingga 25 persen. Khusus di Prancis meningkat 30 hingga 35 persen," ujar pemilik perusahaan Modanisa, Karim Ture saat menghadiri acara Global Islamic Economy Summit 2016.

Dilansir dari Zawya.com, Kamis (13/10), ketika banyak orang membicarakan mengenai burkini, mereka pun tertarik untuk membeli burkini. Media sosial dan penyebutan sederhana jenis pakaian sangat membantu pengusaha Muslim memasarkan pakaiannya.

Modanisa saat ini memiliki stok tiga ribu potong pakaian dan akan didistribusikan ke 75 negara. Dia memiliki website yang dikunjungi oleh 6 juta pengunjung untuk melihat model pakaian yang dijualnya bersaing dengan Sefamerve di Turki. Namun hanya 4 persen dari pembeli Muslim global yang biasanya berbelanja online untuk pakaian sederhana.

Terdapat 96 persen potensi konsumen Muslim yang lebih memilih belanja di toko konvensional. Modanisa pun membuka dua toko di Turki dua tahun lalu. "Kami berusaha untuk menunjukkan kepada konsumen kualitas, model dan ukuran pakaian kami. Mereka mencobanya di dalam toko dan membelinya nanti secara online," ujar dia.

Penjualan pakaian Muslim Modanisa 35 persen didapat di Turki, sisanya tersebar di Australia, Kanada, Eropa, dan Amerika Serikat. Dolce & Gabbana juga meluncurkan produk abaya dan hijab dengan model sederhana tahun ini. Dia menargetkan penjualan di Turki bersaing dengan Modanisa.

Pendiri Soha MT Collection Soha Mohamed Taha mengatakan sejak peluncuran produknya empat bulan lalu media sosial merupakan media launching yang sederhana sebagai start up untuk mengenalkan gaya busana.

Saat ini mantan fotografer dan penata busana asal Mesir tersebut telah memiliki pengikut 174 ribu di instagram. Selain instagram, snapchat juga mulai menggeser popularitas instagram untuk mengenalkan busana Muslim yang dijualnya seperti jilbab, cardigan, dan pakaian Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement