REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- PBB menunjuk mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres (67 tahun) sebagai Sekjen PBB yang baru menggantikan Ban Ki-moon. Guterres akan aktif menjadi Sekjen PBB mulai 1 Januari 2017 yang akan datang.
Guterres siap mempromosikan persamaan gender dan mencari solusi yang damai bagi konflik di Suriah. Ia juga menjanjikan pendekatan yang santun bagi berbagai masalah dunia yang semakin kompleks.
Seperti dilansir Independent, peran Guterres terlihat ketika ia mengatasi krisis pengungsi di dunia termasuk pengungsi dari Suriah. Ia sebelumnya menjabat sebagai Komisioner Tinggi PBB untuk HAM. Masalah pengungsi Suriah hingga saat ini jadi agenda utama PBB.
Guterres meminta negara-negara Barat berperan lebih besar dalam membantu para pengungsi. "Saya juga akan mencari solusi bagi rakyat Suriah yang membuat saya patah hati saat melihat penderitaannya," katanya, Jumat (14/10).
Meskipun saat ini pembicaraan bagi perdamaian Suriah belum tercapai, ujar Guterres, namun apa pun perbedaan pendapat yang ada seharusnya mulai dihilangkan dan bersatu mencari solusinya. "Ini saatnya memperjuangkan perdamaian," katanya.
Presiden Amerika Barack Obama mengucapkan selamat atas terpilihanya Guterres sebagai Sekjen PBB yang baru. "Saya melihat Guterres memiliki karakter, visi, dan skill yang dibutuhkan untuk memimpin PBB," ucapnya.
Apalagi, ujar Obama, saat ini merupakan masa-masa yang kritis. Pemimpin seperti Guterres memang dibutuhkan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ia berharap Guterres bisa sukses memimpin PBB. "Peran Guterres sangat penting dan dibutuhkan, semoga sukses," ujarnya.