Senin 17 Oct 2016 15:47 WIB

Polisi Selidiki Serangan Bom Molotov di Markas Partai Republik

Calon presiden AS Donald Trump dan Hillary Clinton berjabat tangan usai debat capres kedua di Washington University, St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Calon presiden AS Donald Trump dan Hillary Clinton berjabat tangan usai debat capres kedua di Washington University, St Louis, Ahad, 9 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepolisian negara bagian North Carolina, Ahad (16/10) sedang menyelidiki serangan bom di kantor Partai Republik. Dalam serangan tersebut, pelaku meninggalkan pesan yang disemprotkan pada bangunan terdekat agar "Nazi Republiken tinggalkan kota ini, atau tanggung akibatnya."

Tidak ada korban cedera dalam serangan pembakaran semalam yang terjadi di markas Partai Republik di Orange County, Hillsborough. Direktur eksekutif Partai Republik negara bagian tersebut, Dallas Woodhouse menyebut serangan itu sebagai terorisme politik.

"Kantor itu sendiri mengalami kerugian besar. Satu-satunya yang terpenting bagi kami adalah tidak ada korban tewas, dan mereka baik-baik saja," ujar Woodhouse kepada The Charlotte Observer, seperti dikutip Antara News.

Para pelaku melemparkan bahan yang mudah terbakar di dalam sebuah botol melalui jendela depan kantor itu, dan menyemprotkan tulisan "Nazi Republiken tinggalkan kota ini atau tanggung akibatnya" di bangunan terdekat.

Polisi sedang menyelidiki serangan itu, yang Trump tudingkan terhadap "binatang yang mewakili Hillary Clinton di North Carolina karena kami menang (di sana)."

Hillary Clinton, calon dari Partai Demokrat menulis di akun Twitternya mengecam insiden itu sebagai hal yang mengerikan dan tidak dapat diterima. Ia menambahkan, sangat bersyukur semua orang selamat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement