REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (17/10) menyambut gencatan senjata delapan jam di Aleppo yang diumumkan Rusia sebagai jeda waktu yang dibutuhkan bagi warga sipil Suriah, namun durasi waktu tersebut tidak cukup untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.
"Kami akan menyambut penghentian pertempuran, tetapi jeda yang lebih lama dibutuhkan untuk bisa memungkinkan masuknya bantuan," ujar juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Militer Rusia sebelumnya mengatakan bahwa jeda pertempuran akan dimulai pada Kamis 0500 GMT untuk memungkinkan perlintasan bebas warga sipil, evakuasi orang yang sakit dan cedera serta penarikan gerilyawan.
PBB berulang kali meminta gencatan waktu selama 48 jam guna memungkinkan konvoi bantuan menjangkau warga sipil yang terkepung di Aleppo timur, yang dikuasai pemberontak.
"Penghentian pertempuran adalah tanda positif bagi rakyat yang hidup di tengah serangan bom, yang terkena serangan tembakan dan bombardir. Maksud kami adalah agar bantuan kemanusiaan bisa terkirim, kami perlu jeda waktu lebih lama," ujar Dujarric.
Kota Aleppo didera serangan bom sejak militer Suriah yang didukung Rusia mengumumkan sebuah serangan pada akhir September untuk merebut kendali wilayah bagian timur, demikian Antara News.