Selasa 18 Oct 2016 22:01 WIB

Kerusakan Terumbu Karang Australia Permanen

Terumbu karang Great Barrier Reef di Australia memutih dan kehilangan penutupnya akibat badai, perubahan iklim dan ledakan populasi bintang laut berduri
Foto: REUTERS
Terumbu karang Great Barrier Reef di Australia memutih dan kehilangan penutupnya akibat badai, perubahan iklim dan ledakan populasi bintang laut berduri

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kerusakan yang dialami oleh terumbu karang di lepas pantai Western Australia (WA) boleh jadi tak bisa diperbaiki lagi, demikian peringatan beberapa ilmuwan. Ilmuwan dari Australian Institute of Marine Sciences (AIMS) mengatakan kerusakan yang dialami Scott Reef, di lepas pantai utara negara bagian tersebut sangat menghancurkan.

Terumbu karang itu dilanda salah satu peristiwa pemutihan terumbu karang terburuk dalam sejarah pada musim panas lalu akibat pemanasan global dan sistem cuaca El Nino, yang membuat temperatur air naik. James Gilmour, ilmuwan kelautan di AIMS, mengatakan tim tersebut berharap terumbu karang itu bisa selamat dari peristiwa tersebut, tapi tampaknya kerusakannya permanen.

"Ini menghancurkan buat kami semua. Kami mengonfirmasi pada kenyataaannya sebagian besar terumbu karang yang telah kami saksikan yang memutih pada kenyataannya mati sekali ini. Terumbu karang itu mati dan sekarang ditutupi ganggang, kondisi yang membuat kami sangat kaget," kata Gilmour kepada ABC pada Selasa (18/10).

Pemutihan terumbu karang terjadi ketika suhu air naik dan memaksa terumbu karang mengeluarkan ganggang yang hidup di dalamnya. Akibatnya terumbu karang berubah menjadi putih dan lebih mudah ditembus penyakit.

"Kami telah menyaksikan dua pemutihan serupa pada Scott Reef dan sekarang kondisi yang sangat parah terjadi lagi, jadi selama lebih dari 20 tahun saya telah mengamati terumbu karang pulih dan sekarang saya telah menyaksikannya terkena dampak lagi. Dan saya bertanya-tanya apakah saya akan atau tidak menyaksikannya pulih dalam hidup saya," kata Gilmour.

"Kami telah mempelajari ini selama 20 tahun dan kami sungguh mengetahui pemutihan terumbu karang adalah nyata dan kami memang mengetahui temperatur naik. Jadi apa yang perlu kita lakukan ialah konsensus di kalangan setiap orang bahwa ini adalah tekanan nyata dan kita perlu melakukan berbagai upaya untuk mengurangi pemanasan samudera di seluruh dunia," ujarnya.

Gilmour mengatakan berita tersebut tidak seluruhnya buruk sebab terumbu karang di Ashmore Reef, lebih ke timur dari Scott Reef, mulai pulih hampir seluruhnya dari peristiwa pemutihan. Great Barrier Reef yang terkenal di Australia juga telah mengalami pukulan keras pemutihan terumbu karang; 22 persen dari seluruh terumbu karangnya mati akibat peristiwa pemutihan pada musim panas lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement