Pada 19 Oktober 1944, Tentara Amerika Serikat mendarat di Teluk Leyte, Filipina. Amerika bersama tentara gerilya Filipina di bawah komando Jendral Douglas MacArthur berperang melawan tentara Jepang yang dipimpin oleh Jenderal Tomoyuki Yamashita.
Perang Leyte bertujuan untuk mengambil alih Filipina dari kekuatan Jepang dan memerdekakan seluruh Kepulauan Filipina dari penjajahan Jepang. Filipina telah dijajah Jepang selama tiga tahun saat itu.
Pada saat Perang Leyte, Amerika menerjunkan 100 ribu tentara di Filipina. Perang ini merupakan salah satu perang paling berdarah di Asia Pasifik dan merupakan awal kejatuhan kekuatan tentara Jepang.
Seperti dilansir History.com, meskipun dalam perang tersebut Amerika sudah mampu menguasai Filipina, namun tentara Jepang yang bersembunyi dan masih tersisa masih terus melakukan serangan walau dalam skala kecil.
Tentara Jepang memiliki keyakinan kuat, lebih baik mati daripada menyerah. Dalam perang tersebut, lebih dari 5.000 pilot Jepang melakukan kamikaze untuk memenangkan pertempuran.