REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama meminta Donald Trump berhenti merengek dan menyebut pemilu presiden akan dicurangi. Seperti dilansir BBC pada Selasa (18/10), Obama menepis klaim tersebut.
Menurutnya, klaim Trump yang mendiskreditkan pemilu bahkan sebelum dimulai adalah tindakan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Obama juga mengatakan Trump adalah orang pertama yang 'merayu' Rusia.
Dalam konferensi pers di Rose Garden Gedung Putih pada Selasa, Obama mengatakan tuduhan Trump tidak berdasarkan fakta. "Saya sarankan agar Trump berhenti merengek dan berusaha sendiri untuk mendapat suara," kata Obama.
Ia juga meminta agar Trump berhenti menyalahkan orang lain jika kalah. Jika ia bertindak demikian, maka Trump tidak punya kualifikasi untuk berada di posisi presiden.
Sebelumnya, Trump bercicit di akun Twitter-nya yang menuduh pemilu 8 November akan dicurangi. "Tentu ada kecurangan skala besar yang terjadi sebelum dan saat pemilu. Kenapa pemimpin Republik menyangkal? Sungguh naif," kata Trump.
Obama juga menggarisbawahi pandangan Trump yang terus memuju Presiden Rusia Vladimir Putin. "Itu tidak pernah terjadi sebelumnya," kata Obama. Trump bahkan sempat mengatakan akan mengunjungi Rusia jika terpilih.
Suara untuk Trump terus merosot akhir-akhir ini setelah sejumlah videonya yang bermuatan pelecehan terhadap perempuan dirilis. Trump dan kandidat Demokrat, Hillary Clinton akan berhadapan di debat terakhir di Universitas Nevada, Las Vegas pada Rabu.
Baca juga, Rekaman Pembicaraan Mesum Mencuat, Trump Tamat?
Menurut jajak pendapat Monmouth University, Clinton masih memimpin tujuh poin di depan Trump. Clinton mendapat 51 persen suara dan Donald Trump dengan 41 persen suara.