Rabu 19 Oct 2016 13:23 WIB

Rakyat Amerika Ingin Obama Jadi Presiden Seumur Hidup

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Barack Obama dan Hillary Clinton
Foto: REUTERS
Barack Obama dan Hillary Clinton

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Warga Amerika memilih Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendeklarasikan diri menjadi presiden seumur hidup daripada harus menyerahkan kursi kepresidennannya kepada Donald Trump atau Hillary Clinton. 

Hal tersebut terungkap berdasarkan survei yang dilakukan UMass Lowell's Center for Public Opinion terhadap 1.247 warga Amerika usia 18-35 tahun. Dalam survei 39 persen warga menginginkan Obama jadi presiden seumur hidup.

Hasil survei ini cukup mengejutkan mengingat Amerika merupakan negara yang antipresiden seumur hidup bahkan berusaha menjatuhkan Bashar Assad yang ingin menjadi presiden seumur hidup di Suriah karena dianggap sebagai gambaran diktator.

"Mereka bisa membuat pilihan semacam itu karena mereka frustasi. Ini menunjukkan rakyat Amerika tak suka dengan pilihan capres yang ada," kata Co Director UMass Lowell's Center for Public Opinion, Joshua Dyck, Selasa (18/10).

Selain itu, berdasarkan survei 53 persen warga Amerika memilih melihat meteor jatuh menabrak bumi daripada melihat Donald Trump di Gedung Putih. Sebanyak 34 persen memilih pemusnahan planet daripada melihat Hillary Clinton jadi presiden. Sedangkan 26 persen memilih untuk memilih presiden selanjutnya lewat undian saja.

 

Menurut Dyck, pilihan ini hanya bentuk frustasi dari rakyat Amerika. Mereka tak menyukai Clinton atau Trump. "Orang-orang muda Amerika tak puas dengan kondisi politik Amerika saat ini," katanya.

Namun sesungguhnya, ujar Dyck, kalau memang terpaksa harus memilih di antara dua capres maka Clinton lebih unggul daripada Trump dengan pemilih sebanyak 54 persen. Di berbagai survei nasional, Clinton memang lebih unggul daripada Trump namun hanya beda tipis.

Survei yang dilakukan UMass Lowell's Center for Public Opinion dilakukan antara 10-13 Oktober. Dalam survei tersebut margin eror sebanyak 3,2 persen. Sepertinya dalam pilpres mendatang banyak warga Amerika enggan memilih.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement