REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Serangan ofensif untuk merebut kembali Mosul dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah berlangsung mulai Senin (17/10) dini hari. Seiring dengan terangnya cahaya bulan, pasukan pemerintah, didukung Peshmerga Kurdi, dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) memasuki wilayah timur salah satu kota terbesar di Irak itu.
Sejumlah tank dan kendaraan bersenjata lainnya dikerahkan di desa-desa sekitar kota. Pasukan mulai bergerak melintasi Niniwe dan kemudian terlihat asap tebal hitam berkumpul di udara, seperti layaknya medan perang.
Diperkirakan dalam seminggu ke depan, pasukan yang juga mengerahkan serangan udara dengan bantuan pesawat AS dapat mencapai pusat kota. Selama ini, bagian pusat kota menjadi kubu utama ISIS sekaligus basis terakhir kelompok militan itu di Irak.
Dilansir dari New York Times, ISIS telah melakukan perlawanan di beberapa desa. Setidaknya lima bom mobil bunuh diri dikerahkan. Salah satunya di dekat Desa Bedana.
Salah satu anggota pasukan Kurdi, Salar Jabar mengatakan dalam operasi hari pertama sebanyak lima rekannya tewas dan lima lainnya terluka. Meski demikian, ia mengatakan mereka dapat mengatasi hal itu dan terus berjuang memukul mundur ISIS.
Pasukan Kurdi juga mengatakan cukup puas dengan kemajuan yang telah mereka buat. Hingga saat ini, terdapat hampir 10 desa yang berhasil dibersihkan dari ISIS.
Namun, pertempuran masih akan berlangsung cukup erat menyusul ISIS yang berupaya mencegah masuknya pasukan pemerintah ke tengah kota. Para anggota kelompok itu telah mengisi parit-parit dengan minyak, membangun terowongan bawa tanah, dan menanam banyak bom sepanjang jalan menuju pusat Mosul.