Kamis 20 Oct 2016 17:32 WIB

Kemenlu tak Punya Akses ke Markas ISIS di Mosul

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Kota Mosul yang dikuasai ISIS.
Foto: Reuters
Kota Mosul yang dikuasai ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan terhadap ISIS di Mosul oleh Pemerintah Irak dan koalisi militer Amerika Serikat telah dilakukan pada Senin (17/10) lalu. Namun belum diketahui apakah terdapat warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan ISIS di kota terbesar kedua di Irak tersebut.

Direktur Perlindungan WNI dan bantuan hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan tidak mengetahui apakah di Mosul ada WNI atau tidak. Alasannya karena Kemenlu tidak memiliki akses untuk masuk ke wilayah Mosul.

"KBRI tidak punya akses ke Mosul jadi koalisi yang tahu jumlah korban," ujarnya melalui pesan singkat pada Republika.co.id, Kamis (20/10).

Selain itu kata dia, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga tidak memiliki data terkait siapa saja WNI yang tergabung dengan ISIS. Sehingga tidak dapat memastikan apakah akibat serangan tersebut ada WNI yang menjadi korban atau tidak.

Namun yang pasti lanjutnya, hingga saat ini Kemenlu tidak mendapatkan informasi adanya WNI menjadi korban serangan di Mosul. "Tidak ada info soal WNI korban serangan hingga saat ini," ujarnya lagi.

Baca juga, Irak Umumkan Serangan Rebut Kembali Mosul.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian sebelumnya sempat mengatakan bahwa ada sekitar 500 WNI yang berhasil lolos ke Suriah melalui jalur-jalur yang hanya mereka ketahui. Selain itu, tersangka fasilitator teroris AR asal Bekasi yang berhasil diamankan juga mengaku sempat memberangkatkan WNI untuk bergabung dengan ISIS di Suriah pada November 2015, Desember 2015, dan Januari 2016.

Menurut Iqbal, bagi WNI yang hendak berangkat ke Suriah maupun Irak merupakan warning tersendiri sejak 2011. Sehingga bila ada WNI yang bergabung dengan ISIS sudah barang tentu tidak melapor secara resmi.

"Irak dan Suriah sudah kita masukkan travel warning sejak 2011. Jadi mereka yang kesana pasti tidak lapor. Apalagi kalau bergabung ISIS," jelasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement