Kamis 20 Oct 2016 22:19 WIB

Pengakuan Trump tak Minta Maaf pada Istri Menjadi Blunder

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ilham
Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump usai debat ketiga di Las Vegas, rabu, 19 Oktober 2016.
Foto: AP Photo/David Goldma
Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump usai debat ketiga di Las Vegas, rabu, 19 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Donald Trump menanggapi isu pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya, dalam debat ketiga yang berlangsung Rabu (19/10), malam. Sejumlah bukti menunjukkan ia telah melakukan pelecehan terhadap sembilan wanita sejak 2005.

Moderator acara, Chris Wallace, meminta kandidat Presiden AS dari Partai Republik itu untuk memberikan komentar. Trump mengakui, ia tidak pernah meminta maaf kepada istrinya terkait skandal tersebut.

Menurut Trump, para wanita yang menjadi korbannya justru memanfaatkan situasi untuk mencari ketenaran. Ia menuduh tim kampanye Hillary Clinton mengembangkan isu itu dan menuduh Presiden Barack Obama membayar pengunjuk rasa untuk menghasut.

"Saya percaya dia menggunakan orang-orang itu untuk maju. Ini kebohongan dan fiksi," ujar Trump, dikutip dari The Independent.

Trump kemudian mengatakan, tidak ada yang lebih menghormati perempuan dibandingkan dengan dirinya. Ia juga tidak akan meminta maaf kepada istrinya, Melania, karena tidak merasa bersalah. "Saya bahkan tidak meminta maaf kepada istri saya, yang duduk di sini, karena saya tidak melakukan apa-apa," kata dia.

Namun, pernyataan Trump tersebut menjadi blunder. Sebab, satu hari sebelumnya, Melania mengungkapkan, Trump meminta maaf kepadanya terkait bocoran audio pelecehan seksual. Menurut dia, kata-kata itu sangat tidak pantas diucapkan oleh Trump.

"Dan dia meminta maaf kepada saya. Saya menerima permintaan maafnya," kata Melania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement